banner 728x250

Setelah Reshuffle, Budi Arie Sambangi Jokowi di Solo: Ada Sinyal Politik Apa di Balik Pertemuan Tertutup Ini?

setelah reshuffle budi arie sambangi jokowi di solo ada sinyal politik apa di balik pertemuan tertutup ini portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Pertemuan antara mantan Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih, Budi Arie Setiadi, dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Solo pada Jumat, 24 Oktober 2025, menyedot perhatian publik. Momen ini menjadi sorotan lantaran ini adalah kali pertama Budi Arie, yang juga Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), bertemu Jokowi setelah dirinya terkena reshuffle dari kabinet.

Kunjungan Budi Arie, didampingi sejumlah pengurus DPP Projo, berlangsung di kediaman pribadi Jokowi yang beralamat di Jalan Kutai Utara No 1, Sumber, Banjarsari, Solo. Suasana pertemuan yang tertutup dan berlangsung sekitar satu jam itu memicu berbagai spekulasi mengenai agenda di balik pintu.

banner 325x300

Pertemuan Tertutup di Kediaman Pribadi

Kediaman pribadi Jokowi di Solo, yang kerap menjadi saksi bisu pertemuan-pertemuan penting, kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini, sosok Budi Arie Setiadi, dengan kemeja putih berlogo Projo, tampak keluar setelah berbincang intens dengan mantan Wali Kota Solo tersebut.

Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Latar belakang Budi Arie sebagai mantan menteri yang baru saja di-reshuffle, ditambah perannya sebagai pimpinan organisasi relawan pendukung setia Jokowi, memberikan bobot politis yang kuat pada momen tersebut.

Publik tentu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya dibahas dalam pertemuan tertutup selama satu jam itu? Apakah hanya sekadar undangan kongres, atau ada pesan-pesan politik yang lebih dalam yang ingin disampaikan?

Undangan Kongres Projo ke-3: Mengukuhkan Loyalitas

Secara resmi, Budi Arie mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Solo adalah untuk menyampaikan undangan kepada Jokowi. Undangan tersebut terkait Kongres Projo ke-3 yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1 dan 2 November 2025 mendatang.

Sebagai Ketua Dewan Pembina Projo, kehadiran Jokowi dalam kongres tersebut sangat diharapkan. Budi Arie secara langsung memohon agar Jokowi bersedia hadir dan membuka secara resmi acara penting bagi organisasi relawan ini.

Kongres Projo ke-3 ini mengusung tema yang sarat makna, yaitu "Selalu setia di garis rakyat". Tema ini menegaskan komitmen Projo untuk terus berpihak pada kepentingan masyarakat, sebuah narasi yang selama ini melekat erat dengan citra Jokowi.

Sinyal Politik dan Masa Depan Projo

Di balik agenda resmi undangan kongres, pertemuan Budi Arie dan Jokowi di Solo tak pelak memunculkan banyak pertanyaan. Setelah Jokowi tak lagi menjabat sebagai presiden, bagaimana arah dan peran Projo dalam kancah politik nasional?

Reshuffle yang menimpa Budi Arie juga menjadi salah satu poin penting. Apakah pertemuan ini menjadi ajang konsolidasi, atau justru sinyal dari Jokowi mengenai peran Budi Arie dan Projo di masa depan politik Indonesia pasca-kepresidenannya?

Projo, yang selama ini dikenal sebagai garda terdepan pendukung Jokowi, tentu memiliki posisi strategis. Bimbingan dan arahan dari Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina akan sangat krusial dalam menentukan langkah organisasi ke depan.

Kongres Projo: Forum Tertinggi Penentu Arah

Sekjen Projo sekaligus Ketua Steering Committee Kongres Projo ke-3, Handoko, turut menegaskan pentingnya kongres ini. Menurutnya, kongres adalah acara lima tahunan dan merupakan forum tertinggi bagi organisasi relawan pendukung Jokowi.

Semua keputusan strategis dan arah kebijakan Projo akan ditentukan dalam kongres tersebut. Ini menunjukkan bahwa Kongres Projo ke-3 bukan hanya sekadar seremoni, melainkan momen krusial untuk merumuskan masa depan organisasi.

Handoko menambahkan bahwa kunjungan ke Solo ini adalah bagian dari langkah organisasi untuk berdiskusi dan memohon arahan dari Ketua Dewan Pembina, Pak Jokowi. Hal ini mengindikasikan bahwa Projo masih sangat bergantung pada panduan dan restu dari sang tokoh sentral mereka.

Implikasi Pasca-Jokowi dan Dinamika Politik 2025

Dengan berakhirnya masa jabatan Jokowi, peran relawan seperti Projo tentu akan mengalami transformasi. Pertemuan di Solo dan kongres yang akan datang bisa jadi merupakan upaya Projo untuk mendefinisikan kembali identitas dan relevansinya di tengah dinamika politik 2025.

Apakah Projo akan tetap menjadi kekuatan politik yang signifikan, atau akan bertransformasi menjadi organisasi masyarakat biasa? Pertanyaan ini menjadi salah satu fokus utama yang mungkin dibahas dalam kongres mendatang.

Kehadiran dan pidato pembukaan dari Jokowi di kongres akan memberikan legitimasi dan arah yang jelas bagi Projo. Ini akan menjadi pesan kuat kepada seluruh anggota dan juga kepada publik mengenai keberlanjutan semangat "Jokowisme" melalui Projo.

Membaca Sinyal dari Solo

Pertemuan di Solo ini, meskipun diklaim hanya untuk menyampaikan undangan, tak bisa dilepaskan dari konteks politik yang lebih luas. Di tahun 2025, peta politik Indonesia akan terus bergerak, dan setiap pertemuan tokoh penting selalu menyimpan makna tersendiri.

Budi Arie, dengan latar belakangnya yang kuat di Projo dan pernah menjabat menteri, adalah figur yang strategis. Kunjungan pribadinya ke Jokowi setelah reshuffle bisa diartikan sebagai upaya untuk menjaga kedekatan dan mendapatkan arahan langsung.

Pada akhirnya, Kongres Projo ke-3 di Jakarta pada awal November 2025 akan menjadi panggung utama untuk melihat bagaimana Projo akan menata langkahnya. Semua mata akan tertuju pada pidato Jokowi, yang diharapkan akan memberikan petunjuk mengenai arah perjuangan "Selalu setia di garis rakyat" di era pasca-kepresidenannya.

banner 325x300