Kabar penting bagi para pencinta alam dan pendaki gunung! Mulai Rabu, 10 September 2025, semua jalur pendakian menuju puncak Gunung Fuji di Jepang akan resmi ditutup untuk umum. Penutupan ini akan berlangsung hingga Juli tahun depan, menandai berakhirnya musim pendakian yang aman.
Keputusan tegas ini diambil demi keselamatan para pendaki. Kondisi ekstrem musim dingin di Gunung Fuji membuat aktivitas pendakian menjadi sangat berbahaya, bahkan bagi mereka yang sudah berpengalaman. Jangan coba-coba nekat, karena konsekuensinya tidak main-main.
Mengapa Gunung Fuji Ditutup? Bahaya Musim Dingin yang Mengintai
Penutupan jalur pendakian Gunung Fuji setiap tahunnya adalah langkah preventif yang krusial. Saat musim dingin tiba, puncak gunung ikonik ini diselimuti salju tebal dan es yang licin, mengubah jalur yang biasanya menantang menjadi medan yang mematikan. Suhu bisa turun drastis hingga di bawah titik beku, bahkan di siang hari.
Angin kencang yang tak terduga seringkali menerjang, mengurangi visibilitas dan meningkatkan risiko hipotermia. Bahaya longsoran salju juga menjadi ancaman nyata, terutama di lereng-lereng curam. Tim penyelamat akan kesulitan mencapai lokasi jika terjadi insiden, memperlambat respons dan membahayakan nyawa.
Jalur Mana Saja yang Terdampak Penutupan?
Larangan pendakian ini berlaku untuk keempat jalur utama yang menjadi favorit para pendaki. Ini termasuk Jalur Yoshida yang terletak di Prefektur Yamanashi, serta tiga jalur lainnya di Prefektur Shizuoka: Jalur Gotemba, Jalur Fujinomiya, dan Jalur Subashiri. Jadi, tidak ada pengecualian untuk jalur mana pun.
Keempat jalur ini, yang biasanya dibuka pada musim panas dan memungkinkan pendaki memulai perjalanan dari stasiun kelima hingga ke puncak, kini tidak dapat diakses. Pastikan kamu tidak salah jadwal jika berencana menaklukkan puncak tertinggi Jepang ini.
Aturan Baru yang Lebih Ketat: Respon Terhadap “Overtourism”
Beberapa tahun terakhir, Gunung Fuji mengalami lonjakan jumlah pendaki yang signifikan. Fenomena "overtourism" ini membawa dampak negatif, mulai dari penumpukan sampah, kerusakan lingkungan, hingga peningkatan risiko keselamatan akibat pendaki yang kurang persiapan atau nekat.
Menanggapi masalah ini, Prefektur Yamanashi dan Shizuoka telah menerapkan serangkaian aturan baru yang lebih ketat. Tujuannya jelas: menjaga kelestarian Gunung Fuji dan memastikan keselamatan setiap orang yang berada di sana.
Biaya Masuk dan Sistem Reservasi: Wajib Tahu!
Salah satu aturan baru yang wajib kamu ketahui adalah penerapan biaya masuk. Ini bukan sekadar pungutan, melainkan kontribusi untuk pemeliharaan jalur, fasilitas, dan operasional tim penyelamat. Selain itu, sistem reservasi juga diberlakukan untuk membatasi jumlah pendaki harian.
Sistem ini penting untuk mencegah kepadatan berlebih di jalur pendakian, yang bisa memperlambat pergerakan dan meningkatkan risiko kecelakaan. Dengan reservasi, pengalaman mendaki diharapkan menjadi lebih aman dan nyaman bagi semua.
Pembatasan Jam Akses: Melawan “Bullet Climbing”
Prefektur Yamanashi juga memberlakukan pembatasan jam akses untuk mencegah praktik "bullet climbing." Bagi yang belum tahu, "bullet climbing" adalah upaya mendaki gunung dalam satu kali jalan tanpa beristirahat di pondok-pondok pendakian, seringkali dilakukan pada malam hari untuk mengejar matahari terbit.
Meskipun terdengar heroik, praktik ini sangat berbahaya. Pendaki cenderung kelelahan, dehidrasi, dan kurang fokus, yang meningkatkan risiko terjatuh atau mengalami hipotermia. Pembatasan jam akses bertujuan untuk memastikan pendaki beristirahat cukup dan memulai perjalanan dengan kondisi prima.
Konsekuensi Hukum Jika Nekat Mendaki di Luar Musim
Ini adalah bagian paling penting yang harus kamu pahami: mendaki Gunung Fuji di luar musim pendakian tanpa izin adalah tindak pidana. Pemerintah Prefektur Shizuoka telah merilis pernyataan tegas mengenai konsekuensi bagi pelanggar.
Jika kamu nekat melanggar larangan ini, siap-siap menghadapi denda hingga 300.000 yen, yang setara dengan sekitar Rp33 juta! Tidak hanya itu, hukuman penjara hingga enam bulan juga bisa menantimu. Ini bukan sekadar peringatan, melainkan aturan hukum yang akan ditegakkan.
Risiko Keselamatan yang Tak Sebanding dengan Nekat
Selain konsekuensi hukum, risiko keselamatan pribadi adalah alasan utama mengapa kamu harus mematuhi larangan ini. Mendaki di luar musim pendakian sangat meningkatkan risiko hipotermia, radang dingin, dan kecelakaan serius lainnya. Jika terjadi insiden, tim SAR akan menghadapi kesulitan besar untuk melakukan evakuasi karena kondisi cuaca yang ekstrem.
Mematuhi aturan ini adalah bentuk tanggung jawabmu terhadap diri sendiri dan juga terhadap tim penyelamat yang nyawanya bisa terancam saat mencoba menolongmu. Hormati alam dan hargai upaya pemerintah dalam menjaga keselamatan semua pihak.
Gunung Fuji: Simbol Kebanggaan Jepang dan Warisan Dunia
Gunung Fuji bukan sekadar gunung biasa. Dengan ketinggian 3.776,24 meter di atas permukaan laut, ia adalah puncak tertinggi di Jepang dan merupakan simbol kebanggaan nasional. Keindahan dan keagungannya telah menginspirasi seniman, penyair, dan wisatawan dari seluruh dunia selama berabad-abad.
Pada tahun 2013, Gunung Fuji secara resmi terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Status ini menegaskan nilai universalnya, tidak hanya sebagai keajaiban alam, tetapi juga sebagai sumber inspirasi spiritual dan budaya bagi masyarakat Jepang.
Rencanakan Pendakianmu dengan Bijak!
Meskipun Gunung Fuji akan ditutup untuk sementara waktu, jangan berkecil hati. Kamu bisa mulai merencanakan pendakianmu untuk musim panas tahun depan, yang biasanya dimulai sekitar bulan Juli. Pastikan untuk selalu memantau informasi terbaru dari situs resmi pemerintah prefektur atau lembaga pariwisata Jepang.
Gunakan waktu penutupan ini untuk mempersiapkan diri dengan baik, baik fisik maupun mental. Pelajari lebih lanjut tentang jalur pendakian, perlengkapan yang dibutuhkan, dan etika mendaki gunung yang bertanggung jawab. Dengan perencanaan yang matang, pengalaman mendakimu akan jauh lebih aman dan berkesan.
Mematuhi aturan adalah kunci untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan menghargai keindahan serta kelestarian lingkungan alam di Gunung Fuji. Mari menjadi pendaki yang bertanggung jawab!




 
							













