Para pejabat Mesir kini tengah menaruh harapan yang sangat besar pada sebuah mahakarya baru yang siap mengguncang dunia pariwisata. Pada hari Sabtu (25/10) mendatang, sebuah museum megah akan diresmikan, diharapkan mampu menjadi akselerator pemulihan sektor pariwisata yang telah terpuruk selama lebih dari satu dekade. Ini adalah momen krusial bagi Mesir.
Sektor pariwisata Mesir memang telah melewati masa-masa sulit yang panjang. Dimulai dari pergolakan internal pasca-pemberontakan tahun 2011, disusul pandemi global yang melumpuhkan pergerakan manusia, hingga konflik regional yang tak kunjung usai, semuanya telah memukul telak pemasukan negara dari sektor ini. Kini, dengan hadirnya museum baru, Mesir optimis bisa bangkit kembali.
Grand Egyptian Museum: Harapan Baru Mesir
Pemerintah Mesir sangat yakin bahwa Grand Egyptian Museum (GEM), yang berdiri megah menghadap langsung ke Piramida Giza yang ikonik, akan menjadi magnet baru bagi wisatawan dunia. Mereka menargetkan museum ini dapat menarik hingga 7 juta pengunjung tambahan setiap tahunnya setelah resmi dibuka. Sebuah angka yang fantastis, bukan?
Dengan target ambisius ini, total pengunjung ke Mesir diharapkan bisa mencapai sekitar 30 juta orang pada tahun 2030. Ini bukan sekadar angka, melainkan sebuah visi besar untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Mesir ke puncaknya. Museum ini diharapkan menjadi lokomotif utama yang menarik minat para pelancong dari berbagai penjuru dunia.
Koleksi Megah dan Pengalaman Imersif
Bayangkan sebuah bangunan seluas 500.000 meter persegi, setara dengan puluhan lapangan sepak bola, yang kini siap menjadi rumah bagi puluhan ribu artefak kuno. Ini bukan sembarang museum, melainkan sebuah mahakarya arsitektur yang dirancang untuk memukau setiap pengunjungnya. Di sinilah harta karun Mesir kuno akan dipamerkan.
GEM akan menampung puluhan ribu artefak, termasuk apa yang dipromosikan sebagai koleksi lengkap harta karun raja muda Tutankhamun. Banyak dari koleksi ini bahkan akan dipamerkan untuk pertama kalinya kepada publik. Ini adalah kesempatan langka untuk melihat peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya secara langsung.
Ruang pameran yang baru ini menawarkan pengalaman yang jauh berbeda dari Museum Mesir lama di pusat Kairo. Jika museum lama cenderung tua dan penuh sesak, GEM menyajikan konsep modern dengan pameran imersif dan perangkat realitas virtual. Pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan dan menyelami sejarah Mesir kuno.
Pariwisata Mesir: Bangkit dari Keterpurukan
Mesir memang sangat bergantung pada mata uang asing yang diperoleh dari pariwisata. Dana ini digunakan untuk membayar impor penting seperti bahan bakar dan gandum, yang sangat vital bagi kelangsungan hidup negara. Oleh karena itu, pemulihan sektor pariwisata bukan hanya harapan, melainkan sebuah keharusan ekonomi.
Tahun lalu, Mesir berhasil menarik 15,7 juta pengunjung, menghasilkan pendapatan rekor sebesar US$15 miliar atau sekitar Rp249 triliun. Angka ini menunjukkan pemulihan signifikan setelah pariwisata anjlok drastis hingga US$3,8 miliar pada periode 2015/2016. Penurunan itu adalah dampak langsung dari gejolak politik panjang pasca-pemberontakan tahun 2011.
Pemulihan ini adalah bukti ketahanan sektor pariwisata Mesir, namun perjalanan masih panjang. Dengan pembukaan GEM, Mesir berharap dapat mempercepat laju pemulihan ini dan mencapai target yang lebih tinggi lagi. Ini adalah langkah strategis untuk mengamankan stabilitas ekonomi negara.
Mengejar Ketertinggalan dari Pesaing Regional
Meskipun ada pemulihan baru-baru ini, sektor pariwisata Mesir masih tertinggal dari pesaing regionalnya. Ambil contoh Turki, yang tahun lalu mencatat lebih dari 50 juta pengunjung internasional dengan pemasukan lebih dari US$60 miliar atau sekitar Rp998 triliun. Angka ini menunjukkan betapa besar potensi yang masih bisa digali Mesir.
Ghada Abdelmoaty, seorang profesor di Higher Institute of Tourism and Hotels di Alexandria, menilai target pengunjung yang ditetapkan Mesir sangat realistis. Menurutnya, museum ini menampung koleksi besar yang sebelumnya disimpan karena kekurangan ruang pajang. Kini, semua koleksi itu siap dipamerkan dan menarik jutaan mata.
Fokus pada Turis Budaya: Investasi Jangka Panjang
Mesir, yang selama ini populer dengan resor Laut Merahnya, berharap pembukaan GEM juga akan menarik proporsi turis budaya yang terus meningkat. Analis menyebut turis jenis ini cenderung tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak uang. Mereka datang bukan hanya untuk bersantai, tetapi untuk menjelajahi kekayaan sejarah dan budaya.
Turis budaya adalah segmen pasar yang sangat berharga. Mereka tidak hanya memberikan pemasukan lebih besar, tetapi juga membantu mempromosikan citra Mesir sebagai destinasi budaya kelas dunia. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan membawa manfaat berkelanjutan bagi perekonomian dan reputasi negara.
Tantangan dan Ketergantungan Ekonomi
Pendapatan pariwisata menjadi semakin penting dalam dua tahun terakhir. Serangan terhadap pelayaran Laut Merah sempat menjauhkan lalu lintas dari Terusan Suez, yang merupakan sumber mata uang asing utama lainnya bagi Mesir. Kondisi ini membuat pariwisata semakin vital sebagai penopang ekonomi.
Sektor pariwisata sendiri terbukti rentan terhadap berbagai guncangan. Mulai dari kekerasan politik pada tahun 1990-an dan 2000-an, pandemi COVID-19, hingga invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Perlu diingat, dua negara tersebut menyumbang hampir sepertiga kedatangan turis ke Mesir pada tahun 2021.
Tidak hanya itu, pariwisata Mesir juga terpengaruh oleh perang di Gaza yang masih berlangsung. Semua guncangan ini menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi dan ketahanan sektor ini. GEM diharapkan bisa menjadi jangkar yang kuat di tengah badai.
Infrastruktur Pendukung: Kunci Keberhasilan
Menurut profesor kebijakan ekonomi internasional di University of Minnesota, Ragui Assaad, untuk memanfaatkan pembukaan GEM sepenuhnya, museum harus dilengkapi dengan infrastruktur turis berkualitas sangat tinggi. Ini mencakup hotel, transportasi, pemandu wisata, dan layanan pendukung lainnya. Tanpa ini, potensi museum tidak akan maksimal.
Pemerintah Mesir harus memastikan bahwa pengalaman wisatawan tidak hanya memukau di dalam museum, tetapi juga nyaman dan aman di luar museum. Investasi pada infrastruktur pendukung adalah kunci untuk mengubah target ambisius menjadi kenyataan. Dengan persiapan yang matang, Mesir siap menyambut jutaan turis dan mengukir sejarah baru dalam dunia pariwisata.




 
							













