banner 728x250

Raja Charles III Cabut Gelar Pangeran Andrew, Diusir dari Kastil Windsor Buntut Skandal Seks!

raja charles iii cabut gelar pangeran andrew diusir dari kastil windsor buntut skandal seks portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Drama tak berkesudahan kembali menyelimuti Kerajaan Inggris. Raja Charles III secara resmi mengambil langkah tegas terhadap adiknya, Pangeran Andrew, dengan mencabut seluruh gelar kebangsawanannya dan memerintahkannya angkat kaki dari Kastil Windsor. Keputusan drastis ini merupakan buntut panjang dari skandal pelecehan seksual yang melibatkan Jeffrey Epstein.

Pengumuman yang mengejutkan ini datang langsung dari Istana Buckingham pada Kamis (30/10). Raja Charles III telah memulai proses formal untuk mencabut "Gaya, Gelar, dan Kehormatan Pangeran Andrew," menandai akhir dari era Pangeran Andrew sebagai anggota kerajaan yang aktif.

banner 325x300

Keputusan Tegas Raja Charles III

Salah satu gelar paling prestisius yang dicabut adalah Duke of York, gelar yang telah disandang Pangeran Andrew selama bertahun-tahun. Dengan pencabutan ini, ia tidak lagi berhak menggunakan gelar tersebut di depan namanya.

"Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor," demikian pernyataan resmi dari istana. Perubahan nama ini secara simbolis menandakan degradasi statusnya di mata publik dan kerajaan.

Langkah ini diambil setelah serangkaian tekanan publik dan media yang tak bisa lagi dibendung. Reputasi Pangeran Andrew telah hancur lebur akibat keterlibatannya dalam kasus Jeffrey Epstein.

Skandal yang Menjerat Pangeran Andrew

Kasus yang menjerat Pangeran Andrew berakar pada hubungannya dengan Jeffrey Epstein, seorang pemodal AS yang terbukti terlibat dalam perdagangan seks anak di bawah umur. Skandal ini kembali mencuat setelah memoar salah satu korban Epstein, Virginia Giuffre, diterbitkan.

Dalam memoarnya, Giuffre mengaku telah dijual untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali. Dua dari pertemuan tersebut terjadi saat ia masih berusia 17 tahun, sebuah fakta yang sangat memberatkan Pangeran Andrew.

Giuffre sendiri ditemukan meninggal dunia pada April di usia 41 tahun, menambah kompleksitas dan kesedihan dalam kasus ini. Sementara itu, Jeffrey Epstein bunuh diri di penjara pada tahun 2019 saat menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks yang masif.

Meskipun Pangeran Andrew terus-menerus membantah tuduhan tersebut, Istana Buckingham telah menyatakan akan berpihak kepada para korban. "Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam telah dan akan selalu bersama para korban dan penyintas," demikian pernyataan istana, menunjukkan sikap tegas kerajaan.

Kehilangan Kediaman dan Gelar Kehormatan Lainnya

Pencabutan gelar bukan satu-satunya konsekuensi yang harus ditanggung Pangeran Andrew. Ia juga diperintahkan untuk segera pindah dari kediaman lamanya di Royal Lodge, yang terletak di dalam Windsor Great Park.

Royal Lodge adalah bagian dari Crown Estate, properti yang dikelola atas nama negara Inggris. Andrew kini harus mencari "akomodasi pribadi alternatif" secepat mungkin, menandai pengusiran simbolis dari lingkaran inti kerajaan.

Menurut laporan dari CNN, Andrew akan pindah ke sebuah properti di kompleks perumahan Sandringham, yang berjarak sekitar 160 kilometer di utara London. Kompleks Sandringham ini dimiliki secara pribadi oleh Raja Inggris.

Ironisnya, biaya akomodasi baru Andrew di Sandringham ini akan ditanggung langsung oleh sang kakak, Raja Charles. Ini menunjukkan bahwa meskipun dicabut gelarnya, Andrew masih akan menerima dukungan finansial dari keluarga kerajaan, meskipun dalam kapasitas yang sangat terbatas.

Selain gelar Duke of York, Raja Charles juga akan mencabut gelar bangsawan Andrew terkait Inverness dan Killyleagh, serta gelar kehormatan lainnya. Andrew sebelumnya juga dikenal sebagai Earl of Inverness dan Baron Killyleagh.

Ia juga menyandang gelar Knight Grand Cross dari Royal Victorian Order dan sebagai Royal Knight Companion dari Most Noble Order of the Garter. Semua gelar kehormatan ini kini akan dicabut, melengkapi daftar panjang kehormatan yang hilang.

Sebenarnya, Andrew sendiri sudah melepaskan beberapa gelarnya secara sukarela sejak awal Oktober ini. Namun, keputusannya itu tak berhasil membendung berita negatif dan kegaduhan yang terus-menerus menyelimutinya, sehingga kerajaan mau tak mau harus mengambil langkah yang lebih tegas.

Status Pewaris Takhta Tetap Berlaku?

Meskipun semua gelarnya dicabut dan ia diusir dari kediaman kerajaan, ada satu status yang masih melekat pada Pangeran Andrew: posisinya sebagai pewaris takhta Inggris kedelapan. Status ini hanya bisa dicabut melalui undang-undang.

Proses pencabutan status pewaris takhta sangatlah rumit dan membutuhkan persetujuan dari semua negara Persemakmuran Inggris. Terakhir kali protokol ini digunakan adalah ketika Edward VIII turun takhta pada tahun 1936, sebuah peristiwa yang mengguncang monarki.

Ini berarti, secara teknis, Pangeran Andrew masih berada dalam garis suksesi takhta. Namun, dengan reputasinya yang hancur dan pencabutan semua gelar kehormatannya, kemungkinan ia akan pernah naik takhta hampir mustahil.

Dampak pada Keluarga Andrew

Lantas, bagaimana nasib putri-putri Pangeran Andrew? Putri Beatrice dan Eugenie, anak-anak Andrew, sementara itu akan tetap menerima gelar mereka. Status ini sejalan dengan aturan yang ditetapkan Raja George V pada tahun 1917, yang menyatakan bahwa anak dari putra seorang penguasa berhak atas gelar kerajaan.

Mantan istri Andrew, Sarah Ferguson, juga dikabarkan akan pindah dari kediamannya. Ferguson menikah dengan Andrew pada tahun 1986 dan bercerai 10 tahun kemudian. Ia sebelumnya menyandang gelar Duchess of York, namun kembali menggunakan nama gadisnya setelah Andrew melepaskan gelarnya.

Bukan Kali Pertama dalam Sejarah Kerajaan

Tindakan pencabutan gelar seorang pangeran bukanlah hal yang benar-benar baru dalam sejarah Kerajaan Inggris. Terakhir kali gelar seorang pangeran dicabut adalah lebih dari 100 tahun lalu.

Pada saat itu, parlemen memutuskan untuk mencabut gelar Duke of Albany milik Pangeran Charles Edward, salah satu cucu Ratu Victoria. Tindakan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Pencabutan Gelar 1917.

Pencabutan gelar Charles Edward terjadi setelah ia ikut bertempur dalam Perang Dunia I untuk Jerman, di mana saat itu ia menjabat sebagai Duke of Saxe-Coburg dan Gotha. Kasus ini menjadi preseden bahwa kerajaan tidak segan-segan mengambil tindakan tegas jika ada anggota keluarga yang dianggap mencoreng nama baik atau bertindak melawan kepentingan negara.

Kini, Pangeran Andrew harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ia telah kehilangan hampir segalanya yang melekat pada status kebangsawanannya. Skandal yang menjeratnya telah meninggalkan aib yang tak terhapuskan, memaksa Kerajaan Inggris untuk mengambil langkah ekstrem demi menjaga citra dan integritas monarki.

banner 325x300