Pada Kamis (16/10/2025) siang, bumi di Sarmi, Papua, tiba-tiba berguncang hebat. Sebuah gempa berkekuatan M6,4 mengguncang wilayah tersebut, memicu kepanikan dan meninggalkan jejak kerusakan. Peristiwa ini langsung menarik perhatian banyak pihak, terutama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sigap melakukan analisis mendalam.
BMKG dengan cepat merilis pernyataan resmi mengenai penyebab di balik getaran dahsyat ini. Hasil analisis mereka menunjukkan bahwa gempa tersebut bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan akibat dari aktivitas geologi yang spesifik.
BMKG Ungkap Dalang Gempa Sarmi
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya pada Kamis (16/10/2025) menjelaskan secara rinci. Menurutnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini berarti pusat gempa tidak terlalu jauh dari permukaan bumi, sehingga dampaknya bisa terasa lebih kuat.
Lebih lanjut, Daryono menyebutkan bahwa dalang utama di balik gempa ini adalah aktivitas Sesar Anjak Mamberamo. Analisis mekanisme sumber juga menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau yang dikenal sebagai thrust fault. Ini adalah petunjuk penting tentang bagaimana lempeng bumi bergerak di area tersebut.
Apa Itu Sesar Anjak Mamberamo?
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa sebenarnya Sesar Anjak Mamberamo itu? Sesar anjak atau thrust fault adalah jenis patahan di mana satu blok batuan bergerak naik di atas blok batuan lainnya. Ini terjadi ketika ada tekanan kompresi yang sangat besar, membuat lempeng-lempeng bumi saling bertabrakan dan salah satunya terdorong ke atas.
Sesar Mamberamo sendiri merupakan salah satu sesar aktif yang membentang di wilayah Papua, khususnya di bagian utara. Wilayah Papua memang dikenal sebagai daerah yang sangat aktif secara tektonik karena berada di pertemuan tiga lempeng besar: Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Caroline. Aktivitas sesar ini melepaskan energi yang terakumulasi selama bertahun-tahun, dan gempa M6,4 ini adalah salah satu manifestasinya.
Detik-detik Gempa M6.4 Guncang Sarmi
Gempa ini awalnya dilaporkan berkekuatan M6,6, mengguncang Sarmi pada pukul 12.48.53 WIB. Namun, setelah analisis lanjutan yang lebih akurat, BMKG memperbarui parameternya menjadi M6,4. Perubahan ini menunjukkan ketelitian BMKG dalam memantau dan menganalisis setiap kejadian gempa.
Pusat gempa sendiri terletak pada koordinat 2,18 derajat Lintang Selatan dan 138,94 derajat Bujur Timur. Lokasi tepatnya berada di darat, sekitar 42 kilometer Tenggara Sarmi, Papua, dengan kedalaman hiposenter yang relatif dangkal, yaitu 16 kilometer. Kedalaman yang dangkal inilah yang membuat getaran gempa terasa begitu kuat di permukaan.
Getaran Kuat Terasa Hingga Jayapura dan Wamena
Dampak gempa M6,4 ini tidak hanya dirasakan di Sarmi saja. Beberapa wilayah lain di Papua juga turut merasakan getarannya, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Di daerah Sarmi, intensitas guncangan mencapai skala V MMI (Modifikasi Mercalli Intensitas). Ini berarti getaran dirasakan hampir semua penduduk, banyak benda ringan bergoyang, dan beberapa bangunan bisa mengalami kerusakan ringan.
Sementara itu, di daerah Jayapura, gempa dirasakan dengan skala intensitas III MMI. Pada level ini, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seolah ada truk yang lewat. Bahkan, hingga ke daerah Wamena yang lebih jauh, gempa masih terasa dengan skala intensitas II MMI, di mana getaran hanya dirasakan oleh beberapa orang yang sedang tidak beraktivitas atau berada di lantai atas.
Tidak Berpotensi Tsunami, Tapi Kerusakan Tak Terhindarkan
Kabar baiknya, Daryono dari BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Pernyataan ini tentu melegakan, mengingat kekhawatiran akan gelombang raksasa selalu membayangi setiap gempa besar yang terjadi di wilayah pesisir. Hingga pukul 13.12 WIB, hasil monitoring BMKG juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan yang signifikan.
Meski demikian, dampak kerusakan akibat gempa ini tidak bisa dihindari. Laporan awal menyebutkan adanya sejumlah kerusakan, mulai dari bangunan yang hancur hingga retakan di jalan dan sungai. Belum ada rincian pasti mengenai total kerugian dan jumlah bangunan yang terdampak, namun dipastikan bahwa gempa ini meninggalkan luka bagi warga Sarmi dan sekitarnya.
Mengapa Gempa Ini Tidak Picu Tsunami?
Penting untuk memahami mengapa gempa M6,4 di Sarmi ini tidak memicu tsunami. Tsunami umumnya disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut, dengan kedalaman dangkal, dan memiliki mekanisme pergerakan vertikal yang besar di dasar laut. Pergerakan vertikal ini akan memindahkan volume air laut dalam jumlah besar, yang kemudian memicu gelombang tsunami.
Meskipun gempa di Sarmi ini tergolong dangkal, lokasinya berada di darat, bukan di bawah laut. Oleh karena itu, meskipun kekuatannya cukup besar, ia tidak menyebabkan pergeseran dasar laut yang signifikan untuk memicu gelombang tsunami. Ini adalah perbedaan krusial yang harus dipahami oleh masyarakat agar tidak panik berlebihan saat terjadi gempa.
Papua, Wilayah Rawan Gempa: Pentingnya Kesiapsiagaan
Peristiwa gempa di Sarmi ini kembali mengingatkan kita akan posisi geografis Papua yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Ini adalah zona di mana banyak lempeng tektonik bertemu dan saling berinteraksi, menyebabkan aktivitas gempa bumi dan gunung berapi yang tinggi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan adalah kunci bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa seperti Papua.
Memahami risiko, mengetahui cara menyelamatkan diri, dan memiliki rencana evakuasi adalah langkah-langkah penting yang harus dimiliki setiap individu dan keluarga. Pemerintah daerah juga memiliki peran krusial dalam membangun infrastruktur yang tahan gempa dan memberikan edukasi mitigasi bencana secara berkelanjutan kepada masyarakat.
Tips Aman Saat dan Setelah Gempa Bumi
Mengingat gempa bisa terjadi kapan saja, ada baiknya kita selalu siap. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan saat dan setelah gempa bumi:
Saat Gempa Terjadi:
- Lindungi Diri: Segera berlindung di bawah meja yang kokoh atau merunduk, berpegangan pada benda kuat (Drop, Cover, and Hold On). Lindungi kepala dan lehermu.
- Jauhi Jendela: Hindari jendela, cermin, lemari tinggi, atau benda lain yang bisa jatuh dan melukai.
- Jika di Luar Ruangan: Cari tempat terbuka yang jauh dari bangunan, pohon, tiang listrik, atau benda lain yang berpotensi roboh.
- Jika di Dalam Kendaraan: Berhenti di tempat aman, jangan di bawah jembatan atau terowongan. Tetap di dalam kendaraan sampai guncangan berhenti.
Setelah Gempa Berhenti:
- Periksa Diri dan Orang Lain: Pastikan kamu dan orang di sekitarmu tidak terluka.
- Waspada Gempa Susulan: Gempa susulan bisa terjadi kapan saja. Tetap waspada dan jangan langsung kembali ke dalam bangunan yang rusak.
- Matikan Sumber Bahaya: Jika ada kerusakan pada instalasi listrik atau gas, segera matikan untuk mencegah kebakaran atau ledakan.
- Ikuti Informasi Resmi: Dengarkan radio atau televisi untuk mendapatkan informasi dan instruksi dari pihak berwenang seperti BMKG dan BPBD.
- Jangan Masuk Bangunan Rusak: Hindari memasuki bangunan yang jelas-jelas rusak atau retak parah.
Monitoring Lanjutan dan Harapan Pemulihan
BMKG akan terus melakukan monitoring aktivitas gempa di wilayah Sarmi dan sekitarnya. Data dan analisis lanjutan akan terus diperbarui untuk memastikan keamanan masyarakat. Gempa ini adalah pengingat keras akan kekuatan alam yang tak terduga.
Semoga masyarakat Sarmi dan wilayah terdampak lainnya dapat segera bangkit dan pulih dari musibah ini. Solidaritas dan gotong royong sangat dibutuhkan untuk membangun kembali apa yang telah rusak dan mengembalikan kehidupan normal bagi seluruh warga.




 
							













