banner 728x250

Terungkap! Hiu Paus Raksasa Mati Terdampar di Bekasi, Warga Lakukan Ritual Penghormatan Tak Biasa

terungkap hiu paus raksasa mati terdampar di bekasi warga lakukan ritual penghormatan tak biasa portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Kabar mengejutkan datang dari pesisir Muara Mati, Bekasi, Jawa Barat. Seekor hiu paus jantan berukuran 5,2 meter ditemukan mati terdampar pada Selasa, 30 September 2025 lalu. Namun, di balik insiden tragis ini, ada kisah kearifan lokal yang mengharukan dari warga setempat yang mungkin belum banyak diketahui.

Penemuan Tak Terduga di Pesisir Muara Mati

Insiden ini bermula saat seorang nelayan lokal bernama Rohani (42) sedang mencari ikan menggunakan alat tangkap tradisionalnya, sero. Ia terkejut menemukan bangkai hiu paus raksasa tersebut sudah terjebak di dalam jaringnya. Hiu paus itu ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa.

banner 325x300

Melihat ukuran ikan yang sangat besar, Rohani kesulitan untuk mengevakuasinya sendiri. Ia pun segera meminta bantuan teman-temannya sesama nelayan untuk menarik bangkai hiu paus tersebut ke daratan. Proses evakuasi yang tidak mudah ini akhirnya berhasil dilakukan.

Ahmad Qurtubi, Sekretaris Desa Pantai Bahagia, mengonfirmasi penemuan ini. Ia menambahkan bahwa dari pengamatan awal, tidak ditemukan bekas luka yang mencolok pada tubuh hiu paus. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai penyebab pasti kematian satwa laut dilindungi tersebut.

Respons Cepat dan Penanganan Kolaboratif

Laporan mengenai hiu paus terdampar ini segera sampai ke Kelompok Masyarakat Pengawasan (Pokmaswas) Laut Jaya Bahari Kabupaten Bekasi. Respons cepat pun datang dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat. Mereka langsung berkolaborasi dengan tim ahli dari WWF-Indonesia dan Lembaga Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang untuk penanganan lebih lanjut.

Dyah Ayu Purwaningsih, Kepala Bidang Kelautan DKP Jawa Barat, menjelaskan bahwa kolaborasi ini adalah bentuk respons cepat terhadap pengaduan masyarakat. Penanganan awal dilakukan di lokasi penemuan, memastikan bangkai hiu paus aman dan tidak disalahgunakan.

Keesokan harinya, tim gabungan melakukan penanganan lanjutan yang lebih detail. Mereka melakukan pengukuran tubuh hiu paus secara menyeluruh dan mengambil sampel sirip serta insang untuk keperluan penelitian. Langkah ini penting untuk mengumpulkan data dan memahami lebih jauh tentang kondisi hiu paus tersebut.

Proses krusial selanjutnya adalah penguburan bangkai hiu paus. Penguburan dilakukan di kawasan mangrove dengan kedalaman 1 meter dan panjang galian 6 meter. Lokasi ini dipilih untuk memastikan proses dekomposisi berjalan alami dan tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Hiu Paus: Sang Penjelajah Laut yang Dilindungi Penuh

Hiu paus, atau dengan nama ilmiah Rhincodon typus, adalah salah satu mega fauna laut yang paling memukau dan dikenal sebagai ikan terbesar di dunia. Ciri khasnya adalah tubuh besar dengan totol-totol unik yang menjadi identitasnya. Sayangnya, populasi hiu paus rentan terhadap berbagai ancaman.

Di Indonesia, status perlindungan hiu paus sangat ketat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2013, hiu paus ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi penuh. Artinya, segala bentuk pemanfaatan, baik bagian tubuh maupun produk turunannya, dilarang keras demi menjaga kelestariannya.

Fitrian Dwi Cahyo, Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian LPSPL Serang, menegaskan pentingnya pelestarian biota ini. Ia menjelaskan bahwa penanganan cepat, termasuk penguburan, adalah langkah wajib untuk satwa dilindungi yang terdampar. Tujuannya adalah untuk mencegah penyalahgunaan dan menjaga kelestarian ekosistem laut.

Kearifan Lokal Warga Muara Gembong: Penghormatan untuk Sang Penolong

Yang membuat kisah ini semakin menarik dan mengharukan adalah respons dari masyarakat Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong. Mereka menunjukkan kesadaran tinggi akan status hiu paus sebagai hewan dilindungi. Warga desa dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengonsumsi hiu paus.

Bagi mereka, hiu paus bukan sekadar ikan besar biasa yang bisa dimanfaatkan. Sebaliknya, hiu paus diyakini sebagai sosok penolong bagi para nelayan di laut, membawa keberuntungan dan petunjuk arah. Ada kepercayaan kuat bahwa memotong atau memakan hiu paus dapat mendatangkan musibah atau kesialan.

Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan mendalam, bangkai hiu paus ini dikuburkan secara utuh. Bahkan, proses penguburan dilakukan dengan menyelimuti bangkai hiu paus menggunakan kain kafan, layaknya manusia. Ini adalah wujud nyata dari kearifan lokal yang mengakar kuat di masyarakat pesisir.

Kearifan ini menjadi pengingat bahwa keberlanjutan laut juga lahir dari budaya dan tradisi yang dipegang teguh. Masyarakat pesisir telah lama hidup berdampingan dengan laut, mengembangkan nilai-nilai yang menghormati dan melindungi isinya.

Menguak Misteri Kematian dan Pesan Konservasi

Hingga saat ini, penyebab pasti kematian hiu paus raksasa ini masih menjadi misteri. Meskipun tidak ditemukan luka fisik yang mencolok, insiden ini menjadi pengingat penting tentang kerapuhan ekosistem laut dan ancaman yang dihadapi satwa-satwa dilindungi.

Kolaborasi antara pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat adalah kunci dalam menjaga kelestarian laut. Kisah hiu paus di Muara Mati ini juga menyoroti peran vital masyarakat pesisir. Kesadaran dan kearifan lokal mereka adalah benteng terakhir bagi satwa-satwa laut yang terancam.

Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa menjaga laut adalah tanggung jawab bersama, demi masa depan biota laut dan keberlanjutan bumi yang kita tinggali.

banner 325x300