Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja merilis prediksi penting yang wajib kamu tahu. Musim hujan 2025/2026 di Indonesia diperkirakan akan berlangsung lebih lama dari biasanya. Ini tentu jadi kabar yang perlu kita cermati bersama.
Prediksi ini bukan sekadar angka, melainkan panduan krusial agar kita bisa mempersiapkan diri lebih baik. Durasi yang lebih panjang bisa membawa berbagai implikasi, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga sektor-sektor vital seperti pertanian dan transportasi.
Kapan Puncak Musim Hujan 2025/2026 Tiba?
Jangan sampai salah jadwal, karena puncak musim hujan akan berbeda di tiap wilayah. Untuk kamu yang tinggal di Indonesia bagian barat, bersiaplah menghadapi intensitas hujan tertinggi pada bulan November hingga Desember 2025. Ini artinya, beberapa wilayah akan merasakan puncaknya lebih awal.
Sementara itu, bagi penduduk di Indonesia bagian selatan dan timur, puncak musim hujan diprediksi akan datang sedikit lebih lambat, yaitu pada Januari hingga Februari 2026. BMKG menegaskan bahwa puncak musim hujan ini diprediksi akan sama atau bahkan maju (terjadi lebih awal) dibandingkan kondisi normalnya. Jadi, jangan lengah, ya!
Mengapa Musim Hujan Diprediksi Lebih Panjang?
Perubahan durasi musim hujan ini tentu bukan tanpa sebab. BMKG menjelaskan bahwa kecenderungan El Niño-Southern Oscillation (ENSO) diperkirakan akan berada dalam fase Netral sepanjang tahun 2025. Namun, ada sedikit kemungkinan La Niña lemah akan muncul di akhir tahun 2025.
Nah, La Niña ini punya peran penting. Kondisi ini dapat berkontribusi pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada fase Negatif dan diprediksi akan bertahan hingga November 2025, yang juga memengaruhi pola cuaca di Tanah Air.
Awal Musim Hujan yang Berbeda di Tiap Wilayah
Indonesia memang luas, jadi tidak heran jika awal musim hujan pun tidak terjadi secara serentak. BMKG memprediksi bahwa sebanyak 333 Zona Musim (ZOM), yang mencakup sekitar 47,6 persen wilayah Indonesia, akan mulai memasuki musim hujan pada periode September hingga November 2025.
Menariknya, sebagian wilayah di Sumatera dan Kalimantan bahkan sudah merasakan awal musim hujan sebelum September 2025. Setelah itu, musim hujan akan meluas secara bertahap ke wilayah selatan dan timur. Sebagian besar daerah diprediksi akan mulai mengalami musim hujan pada bulan September, Oktober, dan November 2025.
Dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya, musim hujan 2025/2026 diprediksi akan datang lebih awal atau "maju" di sebagian besar wilayah Indonesia. Ada sekitar 294 ZOM, atau 42,1 persen dari total wilayah, yang akan mengalami awal musim hujan lebih cepat dari biasanya. Ini adalah informasi penting yang perlu kita perhatikan untuk perencanaan ke depan.
Apa Artinya ‘Sifat Musim Normal’ di Tengah Durasi yang Lebih Panjang?
Meskipun durasi musim hujan diprediksi lebih panjang, BMKG juga menyebutkan bahwa kondisi akumulasi curah hujan pada musim hujan 2025/2026 atau sifat musim umumnya diprediksi berada pada kategori normal. Apa artinya ini?
Ini berarti, secara total, jumlah curah hujan yang turun selama musim tersebut tidak akan lebih basah atau lebih kering secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata historisnya. Jadi, meskipun hujan mungkin akan lebih sering dan berlangsung lebih lama, intensitas totalnya masih dalam batas normal. Namun, tetap perlu diingat bahwa ‘normal’ tidak berarti tanpa risiko, terutama dengan durasi yang memanjang.
Dampak Musim Hujan yang Lebih Lama: Apa yang Perlu Diwaspadai?
Durasi musim hujan yang lebih panjang tentu membawa beberapa konsekuensi yang perlu kita antisipasi. Pertama, potensi genangan air atau banjir bisa meningkat, terutama di daerah-daerah rawan. Saluran air yang tidak terawat atau sistem drainase yang kurang baik bisa menjadi pemicu utama.
Kedua, risiko tanah longsor juga perlu diwaspadai, khususnya bagi kamu yang tinggal di daerah perbukitan atau lereng gunung. Tanah yang jenuh air dalam waktu lama akan lebih rentan terhadap pergerakan. Ketiga, sektor pertanian mungkin perlu menyesuaikan jadwal tanam dan panen mereka. Keempat, masalah kesehatan seperti demam berdarah atau penyakit kulit juga bisa meningkat karena kondisi lingkungan yang lembap.
Tips Menghadapi Musim Hujan Panjang: Siapkan Dirimu!
Melihat prediksi BMKG ini, ada beberapa langkah antisipasi yang bisa kita lakukan. Pertama, pastikan lingkungan sekitar rumah bersih dari sampah yang bisa menyumbat saluran air. Got dan selokan harus bebas dari hambatan agar air bisa mengalir lancar.
Kedua, siapkan perlengkapan musim hujan seperti payung, jas hujan, dan sepatu anti air. Ini akan sangat membantu mobilitasmu sehari-hari. Ketiga, periksa kondisi atap rumah dan pastikan tidak ada kebocoran yang bisa merusak interior.
Keempat, bagi pengendara, pastikan kendaraan dalam kondisi prima, terutama ban dan lampu. Visibilitas yang buruk saat hujan deras bisa sangat berbahaya. Kelima, jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin, serta hindari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Pentingnya Pantau Informasi Cuaca dari BMKG
Prediksi BMKG ini adalah informasi awal yang sangat berharga. Namun, kondisi cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus memantau pembaruan informasi dari BMKG secara berkala.
BMKG seringkali mengeluarkan peringatan dini atau informasi cuaca harian yang lebih spesifik. Dengan tetap terinformasi, kita bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul akibat musim hujan yang lebih panjang ini. Mari kita hadapi musim hujan 2025/2026 dengan persiapan matang dan kewaspadaan tinggi!


















