Elon Musk, bos besar Tesla dan pemilik X, kembali bikin geger jagat maya. Dengan 227 juta pengikutnya, ia menyerukan boikot massal terhadap Netflix. Pemicunya? Konten animasi anak yang dituding mengampanyekan isu LGBTQ+.
Seruan ini sontak menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Banyak pengikutnya yang langsung merespons dengan membatalkan langganan Netflix mereka, mengikuti ajakan sang miliarder.
Awal Mula Kontroversi: Serial Animasi “Dead End: Paranormal Park”
Kontroversi ini bermula dari serial animasi berjudul Dead End: Paranormal Park. Akun X Libs of TikTok menjadi yang pertama kali menyebarkan klip dari acara tersebut, memicu perdebatan sengit.
Libs of TikTok menyoroti bahwa acara yang diiklankan untuk anak usia 7 tahun ini mempromosikan isu pro-transgender. Mereka secara eksplisit memperingatkan orang tua untuk berhati-hati terhadap konten tersebut.
"OMG. Dead End: Paranormal Park, sebuah acara di Netflix, mempromosikan isu pro-transgender kepada anak-anak," tulis Libs of TikTok pada Selasa (30/9). "Acara ini diiklankan untuk anak usia 7 tahun, dipromosikan di @netflix untuk anak-anak saat ini. Orang tua, hati-hati."
Musk, yang dikenal vokal di platformnya, langsung merespons unggahan tersebut. "Ini tidak baik," tulisnya singkat, memberikan amplifikasi besar pada isu yang sedang memanas.
Kampanye Boikot Massal oleh Elon Musk
Dengan jutaan pengikut di X, respons Musk sontak menjadi bola salju. Ia tak hanya merespons, tetapi juga aktif mengajak para pengikutnya untuk membatalkan langganan Netflix.
Pada Rabu (1/10), Musk secara gamblang menulis, "Batalkan langganan Netflix demi kesehatan anak-anak Anda." Ia bahkan menyertakan meme yang menggambarkan agenda transgender Netflix sebagai kuda Troya yang menyusup ke "kastil anak-anak Anda."
Dua hari kemudian, Musk kembali menegaskan dukungannya terhadap sentimen anti-transgender. Ia menulis "benar" di atas cuitan pengguna lain yang mengklaim Netflix secara aktif mempromosikan propaganda transgender kepada penggunanya.
Cuitan tersebut juga menyertakan tautan ke artikel di situs media Netflix, Tudum. Artikel itu berjudul "Rayakan Hari Visibilitas Transgender dengan 16 Film dan Acara Ini", semakin memperkuat argumen Musk.
Tuduhan Lain dan Klaim Kontroversial
Tak berhenti di situ, Musk memperluas kritiknya ke beberapa acara lain seperti The Baby-Sitters Club dan Cocomelon. Ia mengklaim acara-acara tersebut juga memiliki tema pro-transgender.
Musk juga melontarkan argumen sayap kanan yang lebih jauh. Ia menuduh Netflix memiliki proses perekrutan "anti-kulit putih" dan menyebarkan klaim palsu mengenai sumbangan politik karyawan Netflix.
Menurut Musk, 100 persen sumbangan politik karyawan Netflix pada tahun 2024 diberikan kepada Demokrat. Klaim ini, bagaimanapun, telah banyak diperdebatkan dan dianggap tidak akurat oleh berbagai pihak.
Puncaknya, Musk kembali berkomentar "Cancel Netflix" pada postingan Libs of TikTok. Postingan itu membahas laporan Netflix tahun 2023 mengenai inisiatif keragaman dan inklusi mereka, menunjukkan ketidaksetujuannya secara menyeluruh.
Sisi Lain Elon Musk: Kisah Pribadi dan Kontradiksi
Di balik kampanye anti-transgender yang ia gaungkan, ada ironi yang menyelimuti kehidupan pribadi Musk. Ia adalah ayah dari seorang anak transgender bernama Vivian Wilson.
Vivian secara terbuka mengkritik kampanye ayahnya dan pada tahun 2022, ia mengajukan permohonan hukum untuk mengubah nama dan jenis kelaminnya. Ia menulis, "Saya tidak lagi tinggal bersama atau ingin berhubungan dengan ayah biologis saya dalam bentuk apa pun."
Musk kemudian mengungkapkan perasaannya kehilangan putranya, mengklaim bahwa ia telah "ditipu" untuk mengizinkan perawatan yang mendukung identitas gender Vivian. Ia bahkan menyebutnya "telah mati, dibunuh oleh virus pikiran."
Kisah pribadi ini memberikan dimensi lain pada kontroversi yang ia ciptakan. Ini menunjukkan adanya konflik internal yang kompleks di balik pandangan publiknya yang seringkali kontroversial.
Mengenal Lebih Dekat “Dead End: Paranormal Park”
Serial Dead End: Paranormal Park sendiri adalah komedi animasi yang tayang selama dua musim di Netflix. Acara ini mengudara dari Juni hingga Oktober 2022.
Deskripsi resmi serial ini menyebutnya sebagai "serial seram tapi manis." Ceritanya mengikuti sekelompok karyawan yang beragam di taman hiburan berhantu, lengkap dengan arwah balas dendam dan anjing pug yang bisa bicara.
Yang menjadi sorotan adalah frasa "cinta LGBTQ" yang secara eksplisit disebutkan dalam deskripsi tersebut. Ini menunjukkan bahwa isu LGBTQ+ memang merupakan bagian integral dari narasi serial.
Menariknya, musim pertama serial ini mendapat ulasan positif dari kritikus. Ia bahkan memiliki skor sempurna 100 persen di Rotten Tomatoes, meskipun hanya dengan sembilan ulasan yang tercatat.
Kontroversi ini sekali lagi menyoroti perdebatan sengit seputar representasi LGBTQ+ di media, terutama untuk anak-anak. Dengan pengaruh Elon Musk yang begitu besar, seruan boikot ini tentu saja menciptakan gelombang yang signifikan di platform digital dan industri hiburan.


















