banner 728x250

Alba: Kisah Pilu Orangutan Albino Paling Langka di Dunia yang Bikin Hati Terenyuh!

alba kisah pilu orangutan albino paling langka di dunia yang bikin hati terenyuh portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Pada April 2017, dunia digemparkan oleh sebuah penemuan luar biasa yang menyentuh hati banyak orang. Seekor orangutan betina dengan bulu putih pucat dan mata biru kehijauan yang menawan muncul ke permukaan, segera dikenal dengan nama Alba. Alba bukan sekadar orangutan biasa; ia adalah satu-satunya orangutan albino yang pernah tercatat, menjadikannya simbol langka dari keunikan alam dan perjuangan konservasi.

Penemuan yang Menggemparkan Dunia

banner 325x300

Kisah penyelamatan Alba dimulai pada 29 April 2017 di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tim gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS Foundation) bergerak cepat setelah menerima laporan.

Informasi awal menyebutkan ada seekor orangutan albino yang dikurung dan dijadikan peliharaan oleh warga setempat. Pemilik kandang menjelaskan bahwa ia menemukan Alba, yang saat itu diperkirakan berusia sekitar lima tahun, di area hutan yang telah ditebang di dekat sana. Kondisi ini menggambarkan betapa rentannya satwa liar di tengah ancaman deforestasi.

Mengapa Alba Begitu Istimewa?

Albinisme adalah kelainan genetik yang sangat langka, menyebabkan kurangnya pigmen melanin pada kulit, rambut, dan mata. Pada primata sebesar orangutan, kondisi ini hampir tidak pernah terjadi, menjadikan Alba sebagai orangutan albino pertama yang diketahui di seluruh dunia. Keberadaannya adalah anomali yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan.

Penampilan fisiknya yang mencolok—bulu putih bersih dan mata kebiruan—membuatnya mudah dikenali dan menjadi pusat perhatian global. Namun, keindahan ini juga membawa risiko besar bagi kelangsungan hidupnya di alam liar. Tanpa kamuflase alami, Alba menjadi target yang lebih mudah bagi predator dan manusia jahat.

Perjuangan Rehabilitasi dan Pemulihan

Setelah penyelamatan, Alba segera menerima perawatan intensif dari dokter hewan dan dipantau secara ketat. Tim medis berupaya keras untuk memastikan kondisi kesehatannya stabil dan mengevaluasi apakah ia memiliki peluang untuk bertahan hidup secara mandiri jika dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Proses ini sangat krusial mengingat keunikan kondisinya.

Selama dua tahun berikutnya, Alba menjalani masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng milik BOS Foundation. Di sana, ia belajar kembali keterampilan dasar bertahan hidup di hutan, seperti mencari makan, membangun sarang, dan berinteraksi dengan orangutan lain, sekaligus mendapatkan perlindungan dari ancaman luar.

Kembali ke Habitat Asli: Sebuah Harapan Baru

Momen yang dinanti-nantikan tiba pada 18 Desember 2018, ketika Alba akhirnya dilepaskan kembali ke habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Keputusan ini diambil setelah tim konservasi yakin bahwa Alba telah menunjukkan kemajuan signifikan dan siap menghadapi kehidupan di alam liar, tentu dengan pengawasan ketat.

Namun, hidup di hutan bagi Alba tidaklah mudah. Penelitian mendalam menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, sebuah konsekuensi dari albinisme yang dapat sangat mengancam kelangsungan hidupnya. Kondisi ini membuat Alba lebih rentan terhadap bahaya dan sulit menemukan makanan.

Selain itu, bulu putihnya yang unik membuatnya menjadi target yang lebih mudah bagi pemburu liar dan pedagang satwa ilegal. Oleh karena itu, Alba membutuhkan perlindungan dan pemantauan yang jauh lebih intensif dibandingkan orangutan lainnya, memastikan ia tetap aman di tengah hutan yang luas.

Kehidupan Alba di Hutan: Bukti Adaptasi yang Luar Biasa

Meski dengan segala keterbatasannya, Alba menunjukkan semangat hidup yang luar biasa dan kemampuan adaptasi yang mengagumkan. Sejak dilepasliarkan, ia diketahui cukup aktif dan berhasil beradaptasi dengan lingkungan barunya, membuktikan ketangguhannya sebagai satwa liar.

Pada akhir 2019, setahun setelah pelepasannya, data menunjukkan bahwa Alba menghabiskan rata-rata 56,5 persen dari jam aktifnya untuk makan, 27,2 persen untuk bergerak di pepohonan, dan 13,8 persen untuk beristirahat. Sisanya, sekitar 2,2 persen, digunakan untuk perilaku lain seperti membuat sarang dan bersosialisasi dengan orangutan lain. Angka-angka ini menunjukkan pola hidup yang sehat dan aktif.

Kepala BTNBBBR, Agung Nugroho, mengungkapkan kebahagiaannya pada tahun 2020. Ia melaporkan bahwa Alba tampak menjelajah jauh, makan banyak pakan alami, dan membuat sarang di mana-mana. "Yang paling membahagiakan, Alba juga bersosialisasi dengan orangutan lain yang telah lebih dulu dilepasliarkan di hutan ini," ujar Agung. "Kami semua berharap Alba terus bertahan hidup liar di hutan ini, sesuai kodratnya sebagai satwa liar."

Pelajaran Berharga dari Kisah Alba

Kisah Alba bukan hanya tentang seekor orangutan yang unik, tetapi juga cerminan dari tantangan konservasi yang lebih luas. Keberadaannya mengingatkan kita akan ancaman serius seperti deforestasi dan perburuan liar yang terus menghantui populasi orangutan di Kalimantan, mendorong kita untuk bertindak.

Upaya penyelamatan dan rehabilitasi yang dilakukan oleh BOS Foundation dan BKSDA menunjukkan pentingnya peran organisasi konservasi dalam melindungi satwa liar yang terancam punah. Hutan hujan yang dikelola dan diawasi secara ketat menjadi harapan terakhir bagi individu-individu rentan seperti Alba, memberikan mereka kesempatan kedua.

Alba adalah pengingat bahwa setiap individu satwa liar memiliki nilai dan hak untuk hidup bebas di habitatnya. Melindungi Alba berarti melindungi keanekaragaman hayati dan masa depan planet kita, sebuah tanggung jawab yang harus kita emban bersama. Kisah Alba terus menjadi inspirasi dan bukti bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, harapan untuk kelangsungan hidup satwa langka selalu ada. Mari terus mendukung upaya konservasi demi Alba dan seluruh orangutan di Indonesia.

banner 325x300