banner 728x250

Muktamar PPP Makin Panas! Mardiono Buka Suara Soal ‘Orang Luar’ dan Klaim Dukungan 70%

Kolase empat tokoh politik yang diprediksi akan bersaing di Muktamar PPP 2025.
Sejumlah tokoh yang diprediksi akan bersaing memperebutkan kursi Ketua Umum PPP pada Muktamar X 2025.
banner 120x600
banner 468x60

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah bersiap menyongsong gelaran akbar Muktamar ke-X yang dijadwalkan pada 27-29 September 2025. Acara penting ini akan dihelat di kawasan Ancol, Jakarta Utara, menjadi panggung utama penentuan arah kepemimpinan partai berlambang Kakbah untuk lima tahun ke depan.

Muktamar kali ini diprediksi akan berlangsung sengit, mengingat posisi PPP yang harus berjuang keras di tengah dinamika politik pasca Pemilu 2024. Penentuan Ketua Umum baru akan sangat krusial dalam menentukan strategi dan eksistensi partai di masa mendatang.

banner 325x300

Tiga nama besar kini santer disebut-sebut sebagai calon kuat yang akan memperebutkan kursi Ketua Umum PPP periode 2025-2030. Mereka adalah Plt Ketum saat ini, Muhammad Mardiono; mantan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto; serta tokoh intelektual sekaligus mantan Duta Besar Azerbaijan, Husnan Bey Fananie.

Siapa Saja Kandidat Kuat Ketua Umum PPP?

Muhammad Mardiono, sebagai Plt Ketua Umum, tentu memiliki posisi strategis. Ia adalah petahana yang telah memimpin partai di masa-masa sulit, termasuk saat menghadapi tantangan elektoral yang tidak mudah. Pengalamannya dalam mengelola partai dan jaringan internal yang kuat menjadi modal utamanya.

Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan, membawa angin segar dengan latar belakang eksekutifnya. Namun, yang menarik perhatian adalah rekam jejaknya sebagai mantan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kehadirannya memicu pertanyaan tentang bagaimana ia akan diterima di internal PPP.

Sementara itu, Husnan Bey Fananie hadir sebagai representasi tokoh intelektual dan diplomat. Pengalamannya sebagai Duta Besar Azerbaijan menunjukkan kapasitasnya dalam hubungan internasional dan pemikiran strategis. Ia bisa menjadi pilihan bagi kader yang menginginkan pendekatan kepemimpinan yang lebih berbasis gagasan.

Mardiono Buka Pintu, Tapi Ada Aturan Main

Menanggapi kemunculan nama Agus Suparmanto yang memiliki riwayat di partai lain, Muhammad Mardiono menegaskan bahwa PPP adalah partai yang terbuka. Ia menyambut siapa pun yang ingin bergabung, asalkan mengikuti mekanisme dan aturan main yang berlaku di partai.

"PPP ini partai kader. Tidak menutup orang lain untuk bergabung, tentu harus ada mekanismenya," kata Mardiono kepada awak media di Jakarta, Jumat (26/9/2025) malam. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa meskipun terbuka, ada batasan dan prosedur yang harus ditaati.

Mardiono kemudian mengibaratkan sebuah organisasi partai layaknya sebuah rumah. Setiap rumah memiliki aturan tersendiri yang harus dihormati oleh siapa pun yang masuk ke dalamnya. Analogi ini memberikan gambaran jelas tentang pentingnya etika dan hierarki dalam berorganisasi.

"Kalau Anda punya rumah di dalam rumah, ada aturan enggak di dalam rumah itu?" ujarnya retoris, menekankan bahwa prinsip ini berlaku universal. Ini bukan sekadar aturan tertulis, melainkan juga norma tak tertulis yang membentuk budaya organisasi.

Ia melanjutkan dengan menjelaskan perbedaan perlakuan antara anggota keluarga dan tamu. Anggota keluarga memiliki kebebasan penuh, sementara tamu harus menghormati batasan yang ada. "Kalau keluarga keluar masuk ya enggak pakai izin lah, namanya juga keluarga," jelasnya.

Namun, bagi orang luar, ada etika dan ruang terbatas yang harus dihormati. "Tapi kalau orang lain kemudian masuk, ya itu harus ada santun-santunnya dan terus apa? Ya enggak boleh masuk ke kamar, paling banter ya di ruang tamu," sambungnya.

Pernyataan ini seolah menjadi pesan tersirat bagi para calon yang mungkin baru bergabung atau memiliki latar belakang di luar PPP. Hubungan kedekatan atau status sebagai ‘keluarga’ menjadi pembeda utama dalam akses dan perlakuan di dalam partai.

"Masa Anda, orang lain masuk boleh enggak langsung masuk ke kamar tapi kalau keluarga kita, anak kita, ayah kita ibu kita ya boleh langsung masuk ke kamar. Namanya juga keluarga," pungkas Mardiono, memperkuat argumennya tentang pentingnya loyalitas dan pemahaman terhadap internal partai.

Klaim Dukungan Fantastis: Mardiono Kantongi 70% Suara Kader

Di tengah persaingan yang mulai memanas, Muhammad Mardiono melontarkan klaim yang cukup mengejutkan. Ia menyatakan telah mengantongi dukungan mayoritas, tepatnya 70 persen pemilik suara, untuk kembali maju sebagai Ketua Umum PPP.

"Lebih dari 68 persen ya, 70 persen, ya itu memang sudah mendeklarasikan keinginannya agar nanti Pak Mardiono melanjutkan kepemimpinannya untuk periode tahun 2025-2030. Itu keinginan para kader," kata Mardiono penuh keyakinan. Klaim ini tentu menjadi modal besar bagi dirinya.

Dukungan sebesar itu, jika benar, akan menjadi indikator kuat bahwa posisinya sebagai petahana sangat kokoh di mata kader. Dalam konteks pemilihan Ketua Umum, dukungan mayoritas memang menjadi kunci utama untuk memenangkan kontestasi.

"Seorang pemimpin PPP itu memang harus dikehendaki oleh yang mayoritas," ujarnya, menegaskan kembali prinsip demokrasi internal partai. Klaim ini juga bisa menjadi sinyal bagi calon lain untuk mempertimbangkan peta kekuatan yang ada.

Menariknya, di balik klaim dukungan yang fantastis ini, Mardiono menegaskan pendekatannya yang berbeda. Ia mengaku tidak membentuk tim sukses atau melakukan deklarasi resmi menjelang Muktamar. Ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang mengedepankan amanah dan kepercayaan kader.

"Kita lepas, saya juga tidak membentuk tim sukses, saya juga tidak deklarasi. Karena menurut pandangan saya sekali lagi, itu adalah amanah perjuangan yang harus kami jalankan," tegasnya. Baginya, posisi Ketua Umum bukanlah sekadar jabatan, melainkan sebuah tanggung jawab besar.

Ia membedakan antara "jabatan" dan "amanah perjuangan". Jabatan, menurutnya, lebih merujuk pada posisi di pemerintahan, seperti utusan khusus presiden yang pernah ia emban. "Jadi bukan jabatan, karena kalau jabatan itu seorang pejabat negara, nah itu ya, seperti saya sebagai utusan kusus presiden, nah itu saya adalah jabatan," tambahnya.

Pernyataan ini menunjukkan filosofi kepemimpinan Mardiono yang berakar pada pengabdian dan perjuangan partai. Hal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi kader yang mencari pemimpin dengan komitmen kuat terhadap ideologi dan tujuan partai.

Muktamar ke-X PPP di Ancol tahun depan dipastikan akan menjadi ajang yang krusial. Bukan hanya sekadar memilih pemimpin baru, tetapi juga menentukan arah perjuangan partai di tengah tantangan politik yang terus berubah. Siapa pun yang terpilih, diharapkan mampu membawa PPP kembali berjaya dan menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan.

banner 325x300