banner 728x250

Bukan Cuma Militer! UPNVJ Ungkap Cara Generasi Muda Bela Negara Lewat Anti-Bullying

bukan cuma militer upnvj ungkap cara generasi muda bela negara lewat anti bullying scaled portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Konsep bela negara seringkali diasosiasikan dengan seragam militer dan medan perang. Namun, di era modern ini, maknanya jauh lebih luas dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta (UPNVJ) membuktikan hal ini melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang inovatif.

Bertempat di SMAN 66 Jakarta pada September 2025, UPNVJ menggelar acara bertema "Peningkatan Pemahaman Bela Negara untuk Mencapai Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat." Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli dari Fakultas Hukum dan Pusat Kajian Bela Negara UPNVJ, membawa perspektif baru tentang bagaimana setiap individu bisa menjadi pahlawan bagi bangsanya.

banner 325x300

Bela Negara: Lebih dari Sekadar Angkat Senjata

Slamet Tri Wahyudi, salah satu narasumber dari UPNVJ, dengan tegas mematahkan mitos bahwa bela negara hanya milik militer. Ia menjelaskan bahwa esensi bela negara adalah tanggung jawab kolektif setiap warga negara dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa. Konsep ini melampaui seragam dan senjata, meresap ke dalam setiap sendi kehidupan kita.

Menurut Slamet, kewajiban bela negara dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, lalu meluas ke lingkungan masyarakat, hingga skala nasional. Setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki peran krusial dalam memastikan bangsa ini tetap kokoh dan bersatu. Ini adalah panggilan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berkontribusi.

Lalu, bagaimana bela negara diwujudkan dalam keseharian? Slamet memberikan contoh-contoh konkret yang seringkali luput dari perhatian. Mulai dari menaati peraturan lalu lintas, bekerja dengan penuh integritas dan tanggung jawab, hingga menjaga harmoni sosial di lingkungan tempat tinggal.

Bahkan bagi para pelajar, bela negara bisa diartikan sebagai dedikasi dalam belajar sungguh-sungguh untuk meraih prestasi. Ini adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa, membentuk generasi cerdas yang siap bersaing di kancah global. Setiap tindakan positif, sekecil apa pun, adalah bentuk bela negara.

Mengapa Generasi Muda Perlu Bela Negara? Membangun Karakter Kuat

Danis Tri Saputra W., M.IP., dari Pusat Kajian Bela Negara UPNVJ, turut memperkuat pandangan ini. Ia menyoroti pentingnya internalisasi nilai-nilai bela negara dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh. Menurutnya, nilai-nilai ini adalah fondasi utama untuk menghadapi berbagai tantangan zaman.

Nilai-nilai yang dimaksud meliputi disiplin, solidaritas, kepemimpinan, serta ketangguhan mental dan fisik. Disiplin membantu siswa untuk fokus pada tujuan dan meraih keunggulan akademis, sementara solidaritas menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati terhadap sesama. Ini adalah bekal penting untuk menjadi individu yang bertanggung jawab.

Kemampuan kepemimpinan yang diasah melalui bela negara akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan visioner. Tak kalah penting, ketangguhan mental dan fisik akan membuat generasi muda tidak mudah menyerah di tengah badai kehidupan, termasuk tekanan akademik dan sosial media. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang resilient dan sehat.

Danis menegaskan bahwa solidaritas yang lahir dari semangat bela negara adalah kunci. Ketika masyarakat memiliki rasa solidaritas yang kuat, mereka akan mampu bersatu padu menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Ini adalah kekuatan sejati sebuah bangsa yang tak tergoyahkan.

Inovasi PkM UPNVJ: Roleplay Anti-Bullying dan Catcalling

Tidak hanya berhenti pada teori, kegiatan PkM UPNVJ ini juga menghadirkan sesi yang sangat interaktif dan inovatif: roleplay berbasis studi kasus. Metode ini dirancang khusus untuk memberikan pengalaman langsung kepada para siswa SMAN 66 Jakarta, membuat konsep bela negara terasa lebih nyata dan relevan.

Dalam sesi ini, siswa diajak untuk menganalisis dan memerankan berbagai peran dalam kasus-kasus sosial yang sering terjadi di lingkungan mereka, seperti bullying dan catcalling. Mereka bisa menjadi korban, pelaku, atau bahkan saksi, merasakan langsung dinamika dan dampak dari tindakan tersebut.

Melalui simulasi ini, para peserta dilatih untuk mengasah kepekaan dan keberanian mereka dalam mengambil sikap yang tepat saat menghadapi ketidakadilan. Ini bukan sekadar akting, melainkan sebuah latihan moral dan etika yang mendalam, membentuk respons yang konstruktif terhadap masalah sosial.

Tim pelaksana kegiatan menegaskan bahwa melawan bullying atau catcalling adalah wujud nyata dari bela negara dalam bentuk yang paling sederhana namun fundamental. Ini adalah tindakan membela hak sesama, menolak segala bentuk ketidakadilan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Ketika seorang siswa berani membela temannya yang di-bully, atau menolak tindakan catcalling yang merendahkan, ia sedang mempraktikkan semangat bela negara. Ia sedang menjaga martabat bangsanya dengan memastikan setiap individu diperlakukan dengan hormat dan adil. Ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa di lingkungan sekolah.

Dari Simulasi ke Aksi Nyata: Siswa Jadi Agen Perubahan

Sesi roleplay ini ternyata disambut dengan antusiasme luar biasa oleh para siswa SMAN 66 Jakarta. Mereka tidak hanya pasif mendengarkan, tetapi aktif terlibat dalam setiap skenario, menunjukkan kepedulian dan keinginan untuk memahami isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka.

Diskusi yang menyertai sesi ini berlangsung sangat dinamis. Beragam pandangan dan solusi inovatif muncul dari para siswa terkait persoalan bullying dan catcalling. Mereka tidak ragu untuk berbagi ide, menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar sebagai pemecah masalah di masa depan.

Lebih dari sekadar pemahaman teoritis, kegiatan PkM ini berhasil membuka mata para peserta. Mereka mulai menyadari bahwa bela negara bukanlah konsep abstrak yang jauh dari kehidupan mereka, melainkan sebuah panggilan untuk menjadi agen perubahan di lingkungan terdekat, dimulai dari sekolah.

Dari bangku sekolah, mereka kini memahami bahwa kekuatan untuk menciptakan perdamaian dan keadilan ada di tangan mereka sendiri. Setiap tindakan kecil yang menolak ketidakadilan adalah langkah besar menuju masyarakat yang lebih baik. Ini adalah cikal bakal generasi yang proaktif dan berani.

Harapan untuk Masa Depan: Generasi Emas Penjaga Bangsa

Acara PkM UPNVJ ini ditutup dengan diskusi interaktif yang penuh semangat, menjadi bukti nyata betapa antusiasnya para siswa dalam menyerap nilai-nilai bela negara. Aura optimisme terpancar dari setiap wajah, menandakan bahwa pesan-pesan penting telah tersampaikan dengan baik.

Besar harapan, kegiatan ini akan menjadi pemicu bagi mereka untuk tumbuh menjadi generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat. Mereka diharapkan mampu menjadi pilar penjaga persatuan, keadilan, dan perdamaian bangsa di masa depan.

Inilah investasi berharga untuk masa depan Indonesia. Dengan pemahaman bela negara yang komprehensif, generasi muda SMAN 66 Jakarta diproyeksikan menjadi agen-agen perubahan yang cerdas, berintegritas, dan berani membela kebenaran. Mereka adalah harapan bangsa untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

banner 325x300