banner 728x250

Era Motor Bebek Tamat? Honda Blak-blakan di IMOS 2025 Soal Kontribusi 5 Persen!

era motor bebek tamat honda blak blakan di imos 2025 soal kontribusi 5 persen portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2025 menjadi saksi bisu berbagai inovasi dan tren terbaru di dunia roda dua Tanah Air. Namun, di tengah gemuruh motor listrik dan gempuran skutik modern, ada satu segmen yang nasibnya kini dipertanyakan: motor bebek. Ya, sang legenda jalanan yang dulu merajai, kini menghadapi tantangan berat.

Astra Honda Motor (AHM), raksasa otomotif yang selama ini menjadi tulang punggung pasar motor bebek, memberikan pandangan jujur mengenai masa depan segmen ini. Mereka mengakui bahwa motor bebek masih punya tempat di hati konsumen, namun dengan catatan yang cukup signifikan. Pasar yang dulu perkasa, kini harus puas dengan porsi yang jauh lebih kecil.

banner 325x300

AHM Tetap Optimis, Tapi…

Octavianus Dwi Putro, Direktur Marketing AHM, menegaskan komitmen perusahaannya untuk tetap menjaga eksistensi motor bebek. Menurutnya, selama masih ada permintaan dari pasar, AHM akan terus menyediakan pilihan bagi para penggemar setia. Ini adalah janji yang menghangatkan hati para pecinta motor bebek.

"Kami pasti ikut permintaan market lah, dan itu akan kami manage," kata Octa di sela-sela pameran IMOS 2025. Pernyataan ini menunjukkan bahwa AHM tidak akan serta-merta meninggalkan segmen ini, namun mereka juga realistis dengan dinamika pasar yang terus berubah.

Di balik optimisme tersebut, ada fakta tak terbantahkan: pasar motor bebek terus menyusut dari tahun ke tahun. Pergeseran preferensi konsumen menjadi alasan utama di balik fenomena ini. Masyarakat kini cenderung mencari kendaraan yang lebih praktis, modern, dan sesuai dengan gaya hidup perkotaan yang serba cepat.

Mengapa Motor Bebek Kian Terpinggirkan?

Pergeseran minat konsumen bukanlah tanpa alasan. Ada dua faktor utama yang menjadi pemicu utama merosotnya popularitas motor bebek di Indonesia, bahkan di dunia. Kedua faktor ini secara perlahan namun pasti menggerus dominasi motor bebek yang dulu tak tergoyahkan.

Invasi Skutik yang Tak Terbendung

Kamu pasti menyadarinya, jalanan kini didominasi oleh motor skutik. Kenyamanan berkendara tanpa perlu oper gigi, bagasi yang luas untuk menyimpan barang bawaan, serta desain yang lebih modern dan stylish, menjadi daya tarik utama skutik. Motor bebek, dengan segala kepraktisannya di masa lalu, kini terasa kalah bersaing.

Skutik menawarkan kemudahan yang tak bisa ditandingi motor bebek, terutama bagi pengendara di perkotaan. Macet bukan lagi masalah besar karena tidak perlu repot menarik tuas kopling atau mengoper gigi. Ini membuat skutik menjadi pilihan logis bagi banyak orang yang menginginkan mobilitas efisien.

Ancaman Elektrifikasi yang Makin Nyata

Selain skutik, tren elektrifikasi juga menjadi ancaman serius bagi motor bebek. Pemerintah gencar mendorong penggunaan motor listrik sebagai solusi transportasi ramah lingkungan. Dengan berbagai insentif dan kemudahan, motor listrik mulai mencuri perhatian dan menjadi alternatif menarik.

Motor listrik menawarkan pengalaman berkendara yang senyap, minim perawatan, dan tentu saja, bebas emisi. Ini sangat cocok dengan gaya hidup modern yang peduli lingkungan. Meskipun motor bebek listrik mulai muncul, adaptasi terhadap teknologi baru ini tampaknya lebih mudah diterapkan pada desain skutik yang lebih fleksibel.

Strategi AHM di Tengah Badai Perubahan

Meskipun pasar motor bebek mengecil, AHM tidak tinggal diam. Mereka tetap menyuguhkan berbagai pilihan model motor bebek, mulai dari segmen entry level hingga premium. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk melayani segmen pasar yang masih setia.

Model-model seperti Revo, Supra X, Supra GTR, dan Super Cub masih dipertahankan dalam jajaran produk Honda. Setiap model memiliki karakteristik dan target pasarnya sendiri, mulai dari yang mencari kendaraan fungsional dan irit, hingga yang mengedepankan gaya retro dan performa.

Strategi AHM dalam "memanage" pasar ini kemungkinan besar melibatkan fokus pada pembaruan minor, mempertahankan ketersediaan suku cadang, dan membangun loyalitas merek di antara konsumen yang masih membutuhkan motor bebek. Mereka tahu bahwa segmen ini, meskipun kecil, tetap memiliki basis penggemar yang kuat.

Angka Bicara: Hanya Sisa 5 Persen?

Fakta paling mencolok yang diungkap Octa adalah kontribusi penjualan motor bebek yang kini hanya tersisa sekitar 5 persen dari total pasar roda dua secara nasional. Angka ini jelas menunjukkan betapa drastisnya penurunan dominasi motor bebek dibandingkan masa kejayaannya dulu.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) periode Januari-Agustus 2025, total distribusi motor domestik mencapai 4.269.718 unit. Jika motor bebek hanya menyumbang 5 persen, itu berarti sekitar lebih dari 213 ribu unit motor bebek terjual dalam delapan bulan tersebut. Angka ini, meskipun tidak kecil, sangat jauh jika dibandingkan dengan total penjualan keseluruhan.

Ini adalah gambaran nyata bagaimana preferensi konsumen telah bergeser. Dulu, motor bebek bisa menyumbang lebih dari 50 persen penjualan. Kini, angka tersebut menjadi cerminan bahwa era keemasan motor bebek memang telah berlalu, digantikan oleh model-model yang lebih sesuai dengan tuntutan zaman.

Harapan Terakhir di Luar Jawa?

Menariknya, meskipun secara nasional kontribusi motor bebek sangat kecil, ada perbedaan signifikan di setiap area. Octa menyebutkan bahwa di luar Jawa, penjualan motor bebek masih tergolong tinggi. Ini menjadi secercah harapan bagi kelangsungan segmen ini.

Di daerah pedesaan atau wilayah dengan kondisi jalan yang menantang, motor bebek masih menjadi pilihan favorit. Ketangguhan, kemudahan perawatan, serta kemampuan untuk mengangkut beban ringan, menjadikan motor bebek sebagai alat transportasi yang sangat fungsional. Harganya yang relatif terjangkau juga menjadi faktor penentu.

Fenomena ini menunjukkan bahwa motor bebek kini lebih banyak berperan sebagai kendaraan utilitas di daerah-daerah, bukan lagi sebagai simbol gaya hidup di perkotaan. AHM dan produsen lain mungkin akan lebih fokus pada pasar niche ini untuk mempertahankan eksistensi motor bebek.

IMOS 2025: Cermin Pergeseran Prioritas

Kehadiran AHM di IMOS 2025 juga menjadi cerminan jelas akan pergeseran prioritas ini. Meskipun membawa Supra GTR sebagai salah satu jagoan di segmen bebek, panggung utama pameran didominasi oleh model-model skutik terbaru dan, tentu saja, motor listrik yang semakin banyak variannya.

Ini adalah sinyal kuat dari AHM bahwa masa depan industri roda dua memang ada pada skutik dan elektrifikasi. Motor bebek, meskipun masih ada, tampaknya akan terus berada di bayang-bayang kedua segmen yang lebih agresif dalam inovasi dan pemasaran.

Jadi, apakah era motor bebek benar-benar tamat? Mungkin tidak sepenuhnya. Motor bebek akan tetap ada, namun perannya akan jauh berbeda. Dari raja jalanan yang serbaguna, kini ia bertransformasi menjadi pahlawan di daerah-daerah, atau mungkin menjadi pilihan bagi mereka yang mencari nostalgia dan kepraktisan yang berbeda. Yang jelas, kontribusinya tak akan lagi sebesar dulu.

banner 325x300