Bagi kamu yang berencana liburan ke Eropa dalam waktu dekat, ada kabar penting yang wajib diketahui. Mulai akhir pekan ini, gerbang masuk ke benua biru akan menerapkan sistem kontrol digital baru yang berpotensi mengubah pengalaman perjalananmu secara signifikan. Sistem bernama Entry/Exit System (EES) ini siap diberlakukan bagi warga negara non-Uni Eropa yang ingin menjelajahi Zona Schengen.
Apa Itu EES?
EES adalah sistem otomatis yang dirancang untuk mendaftarkan data masuk dan keluar para pelancong non-Uni Eropa setiap kali mereka melintasi perbatasan eksternal Zona Schengen. Ini bukan sekadar stempel paspor manual lagi, melainkan sebuah database terpusat yang mencatat detail perjalananmu secara digital. Tujuannya jelas: untuk memodernisasi pengelolaan perbatasan dan meningkatkan keamanan di seluruh wilayah Eropa.
Siapa yang Terdampak?
Jadi, siapa saja yang akan merasakan dampak langsung dari perubahan ini? Pada dasarnya, EES berlaku untuk semua warga negara non-Uni Eropa yang tidak memerlukan visa untuk kunjungan singkat, serta mereka yang memerlukan visa jangka pendek. Ini termasuk para pelancong dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan tentu saja, Indonesia, yang ingin memasuki wilayah Schengen.
Negara-negara yang Masuk Zona Schengen
Zona Schengen sendiri adalah area perjalanan bebas perbatasan terbesar di dunia, mencakup 25 negara anggota Uni Eropa. Selain itu, empat negara non-Uni Eropa juga menjadi bagian dari zona ini: Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. Artinya, jika kamu berencana mengunjungi Paris, Roma, Berlin, atau bahkan menikmati keindahan alam di Swiss, sistem EES ini akan menjadi bagian dari prosedur masukmu.
Pengecualian Penting
Namun, ada pengecualian penting yang perlu kamu catat. EES tidak akan berlaku bagi pelancong yang tiba di Siprus dan Irlandia. Kedua negara ini, meskipun merupakan anggota Uni Eropa, berada di luar wilayah Schengen dan akan terus menerapkan prosedur stempel paspor manual seperti biasa. Jadi, jika destinasimu adalah salah satu dari dua negara ini, kamu masih akan melalui proses lama.
Bagaimana Proses Pendaftarannya?
Nah, ini bagian yang paling krusial untuk dipahami agar perjalananmu lancar. Proses pendaftaran EES akan sedikit berbeda tergantung apakah itu kunjungan pertamamu atau kunjungan berikutnya ke Zona Schengen. Memahami alurnya akan membantumu lebih siap di perbatasan.
Kedatangan Pertama
Pada kedatangan pertamamu di perbatasan Schengen setelah EES aktif, kamu akan diminta untuk mendaftar ke sistem baru ini. Prosedurnya meliputi pemindaian paspor, pengambilan sidik jari, dan juga foto wajah secara digital. Mesin otomatis atau petugas akan memandumu melalui setiap langkah.
Meski prosedur ini diperkirakan hanya memakan waktu satu atau dua menit per orang, akumulasi waktu untuk ribuan pelancong berpotensi menyebabkan antrean panjang di awal peluncuran. Jadi, bersiaplah untuk kemungkinan waktu tunggu yang lebih lama dari biasanya.
Kunjungan Berikutnya
Kabar baiknya, untuk kunjungan berikutnya dan saat kamu keluar dari Zona Schengen, prosesnya akan jauh lebih cepat. Kamu hanya perlu memindai paspor dan salah satu dari data biometrikmu, baik itu sidik jari atau foto, yang sudah tersimpan dalam sistem. Ini akan mempercepat proses verifikasi identitasmu.
Data-data ini akan tersimpan dalam sistem selama tiga tahun, atau hingga paspor lamamu kedaluwarsa, mana pun yang lebih dulu. Setelah itu, kamu mungkin perlu mendaftar ulang dengan data biometrik baru pada kunjungan pertamamu berikutnya.
Mengapa EES Diterapkan?
Penerapan EES bukan tanpa alasan. Uni Eropa memiliki beberapa tujuan utama di balik modernisasi sistem perbatasan ini. Ini adalah langkah strategis untuk menghadapi tantangan perjalanan global di era modern.
Pertama, untuk meningkatkan pengawasan terhadap aturan perjalanan bebas visa 90 hari dalam periode 180 hari. Sistem ini akan secara otomatis menghitung durasi tinggal pelancong, sehingga lebih mudah mendeteksi potensi overstay atau pelanggaran aturan visa. Ini membantu menjaga integritas sistem imigrasi.
Kedua, EES dirancang untuk memperkuat keamanan perbatasan eksternal Uni Eropa. Dengan data biometrik yang terekam, identifikasi individu menjadi lebih akurat dan dapat membantu mencegah kejahatan lintas batas, terorisme, dan imigrasi ilegal. Ini menciptakan lapisan keamanan tambahan bagi seluruh wilayah.
Ketiga, meskipun di awal berpotensi menyebabkan antrean, tujuan jangka panjangnya adalah mempercepat proses pemeriksaan paspor. Data yang sudah terekam akan membuat proses di konter perbatasan menjadi lebih efisien di masa mendatang, mengurangi beban kerja petugas dan waktu tunggu pelancong secara keseluruhan.
Potensi Masalah dan Solusinya
Proyek sebesar EES tentu tidak luput dari tantangan. Peluncuran sistem ini sudah beberapa kali tertunda, awalnya dijadwalkan pada tahun 2022, lalu mundur lagi ke November 2024. Penundaan tersebut sebagian besar karena kekhawatiran beberapa negara anggota yang merasa belum sepenuhnya siap dengan infrastruktur dan pelatihan staf yang memadai.
Antrean Panjang di Awal
Kekhawatiran utama yang muncul adalah potensi antrean panjang, terutama di titik-titik masuk yang ramai seperti bandara, pelabuhan, dan terminal kereta api. Proses pendaftaran biometrik pertama kali memang butuh waktu ekstra per orang, dan ini bisa menumpuk dengan cepat saat jumlah pelancong tinggi. Bahkan Menteri Keamanan Perbatasan Inggris, Alex Norris, mengakui bahwa mereka telah bekerja sama dengan mitra Eropa untuk memastikan peluncuran berjalan semulus mungkin, namun risiko penundaan tetap ada.
Langkah Antisipasi
Untuk meminimalisir gangguan, sistem ini akan diterapkan secara bertahap selama enam bulan. Selama fase transisi awal ini, ada fleksibilitas di beberapa titik perbatasan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul. Misalnya, polisi Prancis yang bertugas di perbatasan akan diizinkan untuk menangguhkan EES dan kembali ke pencatatan paspor manual jika antrean pelancong menjadi terlalu panjang, sebuah langkah antisipasi yang cukup bijak untuk menghindari kekacauan.
Persiapan Penting Sebelum Berangkat
Agar liburanmu tetap menyenangkan dan bebas stres, ada beberapa hal yang bisa kamu persiapkan sebelum berangkat ke Eropa. Persiapan yang matang adalah kunci untuk menghadapi perubahan ini dengan tenang.
Pertama, pastikan paspormu masih berlaku minimal tiga bulan setelah tanggal keberangkatan yang direncanakan dan memiliki halaman kosong yang cukup. Cek juga apakah ada visa yang diperlukan jika kunjunganmu melebihi batas 90 hari atau untuk tujuan tertentu. Kedua, pertimbangkan untuk tiba lebih awal di bandara atau pelabuhan, terutama jika ini adalah kunjungan pertamamu ke Zona Schengen setelah EES aktif. Ini akan memberimu waktu lebih untuk melalui proses pendaftaran biometrik tanpa terburu-buru.
Ketiga, selalu siapkan dokumen perjalanan pentingmu dalam jangkauan mudah, baik fisik maupun digital. Tetap tenang dan ikuti instruksi dari petugas perbatasan; mereka ada untuk membantumu melalui proses baru ini. Memahami prosesnya dan bersikap kooperatif akan sangat membantu kelancaran perjalananmu.
Masa Depan Perjalanan ke Eropa
EES hanyalah salah satu dari serangkaian inisiatif digital yang sedang digulirkan Uni Eropa untuk modernisasi perbatasan. Ke depannya, sistem serupa bernama ETIAS (European Travel Information and Authorisation System) juga akan diterapkan, yang mengharuskan pelancong non-Uni Eropa untuk mendapatkan otorisasi perjalanan daring sebelum berangkat. Ini akan menjadi persyaratan tambahan bagi banyak wisatawan.
Perubahan ini menandakan era baru dalam perjalanan internasional, di mana teknologi memainkan peran sentral dalam memastikan keamanan dan efisiensi. Jadi, bersiaplah untuk pengalaman perjalanan yang lebih terdigitalisasi dan pastikan kamu selalu up-to-date dengan aturan terbaru sebelum memulai petualanganmu ke Eropa.


















