Kabar kurang menyenangkan datang bagi para pecinta ruang hijau di Bandung. Hutan Kota Babakan Siliwangi (Baksil), salah satu paru-paru kota yang paling dicintai, resmi ditutup untuk umum. Penutupan ini sudah berlangsung sejak Rabu, 1 Oktober lalu, dan akan berlangsung selama 90 hari ke depan. Namun, di balik penutupan sementara ini, ada janji manis akan wajah baru Baksil yang lebih segar, modern, dan menawan. Siap-siap saja dibuat pangling!
Mengapa Babakan Siliwangi Ditutup Sementara?
Penutupan ini bukan tanpa alasan. Pemerintah Kota Bandung, melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), sedang gencar melakukan renovasi besar-besaran di area hutan kota yang berlokasi tak jauh dari Jalan Raya Ir. H. Djuanda atau Dago ini. Tujuannya jelas: meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pengunjung.
Yuli Ekadiyanti, Plt Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota DPKP Kota Bandung, menegaskan bahwa langkah ini diambil demi "penataan" menyeluruh. "Baksil untuk sementara kita tutup selama 90 hari ke depan untuk penataan," ujarnya pada Jumat (3/10), menekankan bahwa ini adalah upaya untuk kebaikan bersama.
Apa Saja yang Akan Berubah di Baksil? Bocoran Detail Renovasi!
Proyek renovasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari infrastruktur dasar hingga fasilitas pendukung. Pemkot Bandung ingin memastikan bahwa setelah dibuka kembali, Baksil tidak hanya indah, tetapi juga fungsional dan memenuhi standar kenyamanan modern. Berikut adalah beberapa detail menarik yang akan membuat Baksil tampil beda:
Gerbang Baru dan Batas yang Lebih Jelas
Salah satu fokus utama adalah pembangunan gerbang masuk yang baru dan lebih representatif. Gerbang ini diharapkan akan memberikan kesan pertama yang lebih teratur dan estetis bagi pengunjung, sekaligus berfungsi sebagai titik kontrol yang lebih baik.
Tak hanya itu, akan dibangun pula pembatas yang jelas antara area Baksil dengan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di dekatnya. Langkah ini penting untuk menjaga kebersihan, kenyamanan, dan tentu saja, aroma segar khas hutan kota agar tidak tercampur dengan bau tak sedap dari TPST. Ini akan meningkatkan pengalaman pengunjung secara signifikan.
Penerangan dan Fasilitas Ramah Keluarga
Penerangan di seluruh area Baksil akan ditambah dan ditingkatkan. Penambahan lampu-lampu penerangan modern akan membuat Baksil lebih aman dan nyaman, terutama saat senja atau pagi buta ketika banyak warga berolahraga. Ini juga akan memperpanjang waktu penggunaan area hutan kota bagi masyarakat.
Kabar gembira juga datang untuk keluarga, karena akan ada penambahan fasilitas tempat bermain anak. Area bermain yang baru ini dirancang untuk menjadi lebih aman dan menarik, memberikan ruang bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan alam sambil bermain, menjadikan Baksil destinasi yang lebih ramah keluarga.
Perbaikan Infrastruktur Vital
Area mata air yang berada di bagian depan Baksil juga akan ditata ulang, menjadikannya lebih asri dan fungsional. Mata air ini merupakan bagian penting dari ekosistem Baksil, dan penataannya akan menjaga keberlanjutan serta keindahannya.
Perbaikan kirmir—dinding penahan tanah di tepi sungai atau jalan—yang kondisinya sudah tidak baik lagi, menjadi prioritas. Kirmir yang kokoh sangat penting untuk mencegah erosi dan menjaga struktur tanah di kawasan hutan kota. Selain itu, area depan dan besi-besi di sekitarnya yang kini tampak usang juga akan dirapikan dan diperbaiki. Semua ini dilakukan demi satu tujuan: menjadikan Baksil sebagai area jogging dan rekreasi yang jauh lebih nyaman, aman, dan indah bagi seluruh warga Bandung.
Sejarah dan Pentingnya Babakan Siliwangi bagi Bandung
Babakan Siliwangi bukan sekadar hutan kota biasa. Kawasan ini memiliki nilai sejarah dan ekologis yang sangat penting bagi Bandung. Pada tahun 2011, Baksil bahkan dinobatkan sebagai "World’s City Forest" oleh PBB, sebuah pengakuan global atas perannya sebagai paru-paru kota. Ini menunjukkan betapa berharganya Baksil sebagai aset lingkungan dan sosial.
Membentang di daerah aliran sungai (DAS), Baksil menjadi oase hijau yang vital di tengah hiruk pikuk kota. Lokasinya yang strategis, tak jauh dari ikon wisata Dago dan kampus ITB, menjadikannya destinasi favorit bagi banyak orang, baik untuk berolahraga, sekadar mencari ketenangan, atau menikmati keindahan alam. Keberadaannya sangat krusial dalam menjaga kualitas udara dan lingkungan di Bandung.
Dampak Penutupan dan Harapan Warga
Penutupan selama 90 hari tentu akan berdampak pada rutinitas para pegiat olahraga dan pengunjung setia Baksil. Kawasan yang biasanya ramai dengan aktivitas jogging di pagi hari ini kini sepi, dengan spanduk pengumuman penutupan sementara terpampang jelas di pintu masuk.
Yuli Ekadiyanti berharap warga dapat memahami dan bersabar. "Intinya, penataan ini untuk kebaikan bersama. Jadi mohon pengertian warga, sementara ditutup, nanti setelah selesai bisa kembali dinikmati dengan kondisi lebih baik," pesannya. Setelah renovasi rampung, diharapkan Baksil akan kembali dibuka dengan wajah yang benar-benar baru, lebih terawat, modern, namun tetap mempertahankan keasrian alaminya.
Alternatif Ruang Hijau Selama Baksil Berbenah
Selama Baksil berbenah, warga Bandung tentu tak perlu khawatir kehilangan tempat untuk berolahraga atau menikmati alam. Kota Kembang ini memiliki banyak pilihan ruang hijau lain yang tak kalah menarik. Beberapa di antaranya adalah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Dago) yang menawarkan suasana hutan pegunungan, Taman Lansia yang asri dan tenang, atau bahkan Alun-alun Kota Bandung yang selalu ramai dengan aktivitas dan menjadi pusat interaksi warga.
Jadi, mari kita tunggu bersama transformasi Hutan Kota Babakan Siliwangi. Setelah 90 hari berlalu, kita bisa kembali menikmati keindahan dan kenyamanan Baksil yang baru, yang pastinya akan membuat kita semua terpukau! Siapkan diri Anda untuk pengalaman yang lebih baik di salah satu permata hijau Bandung ini.


















