banner 728x250

TERKUAK! Setelah 5 Tahun Beku, India dan China Akhirnya Buka Kembali Penerbangan Langsung: Ada Apa di Balik ‘Mencairnya’ Hubungan Ini?

terkuak setelah 5 tahun beku india dan china akhirnya buka kembali penerbangan langsung ada apa di balik mencairnya hubungan ini portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Sabtu, 04 Oktober 2025, menjadi saksi bisu sebuah pengumuman yang berpotensi mengubah peta geopolitik Asia. India dan China, dua raksasa ekonomi dan populasi dunia, secara resmi berencana membuka kembali penerbangan langsung antara beberapa kota pada bulan ini, mengakhiri jeda panjang selama lima tahun yang diwarnai ketegangan dan ketidakpastian. Keputusan ini bukan sekadar berita penerbangan biasa, melainkan sinyal kuat dari "pencairan" hubungan yang telah lama membeku.

Akhir dari Jeda Panjang: Sinyal Normalisasi Bertahap

banner 325x300

Pengumuman penting ini datang langsung dari otoritas India, yang mengindikasikan bahwa langkah ini adalah bagian dari pendekatan New Delhi menuju normalisasi bertahap hubungan dengan Beijing. Kedutaan Besar India di China juga mengonfirmasi kabar gembira ini melalui unggahan di media sosial WeChat, menyatakan bahwa penerbangan antara kota-kota yang ditunjuk akan kembali beroperasi pada akhir Oktober, meskipun masih bergantung pada keputusan maskapai komersial. Ini adalah langkah maju yang signifikan, mengingat sejarah hubungan kedua negara yang penuh dinamika.

Sebelumnya, penerbangan langsung antara kedua negara dihentikan total sejak pandemi COVID-19 melanda dunia pada tahun 2020. Namun, bukan hanya pandemi yang menjadi penyebab utamanya. Ketegangan berkepanjangan di perbatasan Himalaya yang disengketakan, yang bahkan sempat memicu bentrokan mematikan, menjadi alasan utama mengapa rute udara ini tak kunjung dibuka kembali. Kini, dengan adanya pengumuman ini, muncul pertanyaan besar: apa yang sebenarnya mendorong kedua negara untuk kembali berdamai di udara?

Tekanan Global dan Perang Dagang Trump: Pemicu Rekonsiliasi?

Salah satu faktor kunci yang disinyalir mempercepat "pencairan" hubungan India-China adalah kebijakan perdagangan agresif dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Trump, yang dikenal dengan slogannya "America First," telah mengambil langkah-langkah drastis yang berdampak pada ekonomi global, termasuk India dan China. Kebijakan tarifnya yang tinggi telah menciptakan ketidakpastian dan memaksa negara-negara untuk mencari sekutu baru atau memperkuat hubungan yang ada.

Trump diketahui menaikkan tarif impor India hingga 50 persen, dengan alasan New Delhi masih terus membeli minyak dari Rusia di tengah konflik Ukraina. Langkah ini jelas memberikan tekanan ekonomi yang signifikan bagi India. Tidak hanya itu, Trump juga mendesak Uni Eropa untuk mengenakan tarif 100 persen terhadap China dan India, sebagai bagian dari tekanannya agar Moskow menghentikan perang di Ukraina. Situasi ini menempatkan India dan China dalam posisi yang sulit, di mana mereka sama-sama menghadapi ancaman sanksi dan tarif dari Barat.

Modi dan Xi: Mitra Pembangunan, Bukan Pesaing

Di tengah ancaman tarif dari Trump yang terus membayangi, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping dilaporkan telah mencapai kesepakatan penting. Keduanya menyepakati bahwa India dan China adalah mitra pembangunan, bukan pesaing. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah diskusi mendalam mengenai cara memperkuat hubungan dagang di tengah ketidakpastian tarif global yang dipicu oleh kebijakan Trump.

Pernyataan ini menandai pergeseran narasi yang signifikan. Selama bertahun-tahun, hubungan India-China sering kali diwarnai persaingan, terutama dalam perebutan pengaruh di Asia dan Afrika, serta isu-isu perbatasan yang tak kunjung usai. Namun, tekanan eksternal dari Amerika Serikat tampaknya telah memaksa kedua negara untuk melihat gambaran yang lebih besar dan menyadari bahwa kolaborasi mungkin menjadi jalan terbaik untuk melindungi kepentingan ekonomi mereka.

Dampak Ekonomi dan Geopolitik: Apa Artinya Bagi Dunia?

Pembukaan kembali penerbangan langsung ini memiliki implikasi ekonomi yang sangat besar. Sebelum pandemi dan ketegangan perbatasan, rute udara antara India dan China merupakan jalur penting bagi perdagangan, investasi, dan pariwisata. Ribuan pebisnis, pelajar, dan turis melintasi kedua negara setiap harinya, menyumbang miliaran dolar bagi perekonomian masing-masing. Dengan kembali beroperasinya penerbangan, diharapkan sektor-sektor ini akan kembali bergeliat, memberikan dorongan signifikan bagi pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Secara geopolitik, langkah ini juga mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dan persaingan, India dan China mampu menemukan titik temu dan memprioritaskan kepentingan bersama, terutama ketika dihadapkan pada tekanan eksternal. Hubungan yang lebih stabil antara dua negara dengan populasi terbesar di dunia ini dapat membawa dampak positif bagi stabilitas regional dan global, meskipun tantangan di perbatasan kemungkinan besar masih akan tetap ada.

Masa Depan Hubungan India-China: Antara Harapan dan Tantangan

Meskipun pembukaan kembali penerbangan adalah langkah maju yang positif, penting untuk diingat bahwa hubungan India-China masih kompleks dan multi-dimensi. Isu-isu perbatasan yang belum terselesaikan, persaingan strategis di Samudra Hindia, dan perbedaan pandangan di forum internasional masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun, sinyal normalisasi ini memberikan harapan bahwa kedua negara dapat mengelola perbedaan mereka dengan lebih konstruktif.

Langkah ini juga bisa menjadi preseden bagi negara-negara lain yang menghadapi tekanan serupa dari kekuatan global. Ini menunjukkan bahwa diplomasi dan dialog, bahkan di tengah ketegangan, tetap menjadi kunci untuk menemukan solusi dan menjaga stabilitas. Dunia akan terus mengamati bagaimana "pencairan" hubungan India-China ini akan berkembang dan apakah ini akan menjadi awal dari era baru kerja sama atau hanya jeda sementara dalam dinamika persaingan mereka. Yang jelas, langit di atas India dan China kini kembali terbuka, membawa serta harapan dan tantangan baru bagi kedua negara dan dunia.

banner 325x300