banner 728x250

Ramalan Yesus Kembali 2025 Bikin Geger! Pendeta Afrika Ini Klaim Dengar Langsung dari Surga

ramalan yesus kembali 2025 bikin geger pendeta afrika ini klaim dengar langsung dari surga portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Dunia maya kembali dihebohkan oleh sebuah ramalan yang mengguncang iman dan nalar. Kali ini, datang dari seorang pendakwah Kristen asal Afrika Selatan, Joshua Mhlakela, yang secara mengejutkan mengklaim bahwa Yesus Kristus akan segera turun ke bumi. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menyebutkan tanggal spesifik yang ia dengar langsung dari Sang Juru Selamat.

Klaim kontroversial ini sontak menjadi perbincangan hangat, terutama setelah Mhlakela membagikan pengalamannya dalam sebuah wawancara di kanal YouTube CettwinzTV. Ia dengan yakin menyatakan bahwa Yesus akan kembali pada tanggal 23 atau 24 September 2025, untuk membawa umat-Nya kembali ke surga dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pengangkatan (Rapture).

banner 325x300

Ramalan yang Mengguncang Umat

"Pengangkatan sudah dekat. Siap atau tidak," ujar Mhlakela, mengutip Jacarandafm. Ia melanjutkan, "Saya melihat Yesus duduk di singgasana-Nya, dan saya bisa mendengar-Nya dengan sangat keras dan jelas berkata, ‘Aku akan datang’." Pengalaman spiritual yang ia klaim ini menjadi dasar utama dari ramalan yang kini membuat banyak orang bertanya-tanya.

Pernyataan Mhlakela tentang kedatangan Yesus pada 23 dan 24 September ini ternyata sempat memicu reaksi luar biasa dari para pengikutnya, bahkan masyarakat di Uganda. Sebelum tanggal 2025 disebutkan secara eksplisit, banyak yang sudah menanggapi seruan ini dengan serius, mengira peristiwa itu akan terjadi dalam waktu dekat.

Ketika Harapan Berujung Kekecewaan

Ribuan orang, terdorong oleh keyakinan dan harapan akan janji ilahi, berbondong-bondong meninggalkan rumah dan pekerjaan mereka. Mereka berkemah di hutan-hutan Uganda, menanti dengan cemas dan penuh harap akan penampakan Yesus yang dijanjikan Mhlakela. Sebuah pemandangan yang menggambarkan betapa kuatnya pengaruh seorang pemimpin spiritual.

Namun, pada 23 dan 24 September yang dinanti-nantikan itu, tidak ada satu pun tanda-tanda kedatangan Yesus. Langit tetap biru, bumi tetap berputar, dan harapan ribuan orang perlahan berubah menjadi kekecewaan. Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi mereka yang telah mengorbankan segalanya demi sebuah ramalan.

Setelah kegagalan ramalan awal tersebut, Mhlakela tidak lantas menyerah. Ia kemudian memperbarui klaimnya, menjelaskan bahwa Pengangkatan akan terjadi mengikuti kalender Julian, dan secara spesifik menyebutkan tanggal 23 dan 24 September 2025 sebagai waktu yang sebenarnya. Perubahan ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar tentang validitas ramalannya.

Siapa Sebenarnya Joshua Mhlakela?

Sosok di balik ramalan kontroversial ini adalah Joshua Mhlakela, seorang pria yang lahir di Cape Town, Afrika Selatan, dan kini menetap di Johannesburg. Latar belakangnya yang penuh dengan klaim keajaiban dan pengalaman spiritual luar biasa menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak pengikutnya.

Dalam wawancara dengan CettwinzTV pada 17 Juni, Mhlakela menceritakan kisahnya yang tak biasa. Ia mengaku lahir pada tahun 1982, dan bahkan sebelum kelahirannya, ayahnya sudah bermimpi diperintahkan Tuhan untuk memberinya nama "Joshua", jauh sebelum jenis kelaminnya diketahui.

Kelahiran Penuh Keajaiban dan Perjuangan Spiritual

Kisah kelahirannya pun tak kalah dramatis. Mhlakela mengklaim bahwa ia mengalami komplikasi serius saat masih dalam kandungan, sampai dokter memperingatkan orang tuanya bahwa ia bisa lahir dalam keadaan meninggal atau cacat. Namun, secara ajaib, ia lahir tanpa masalah sedikit pun.

"Para dokter mengatakan saya adalah sebuah keajaiban," klaimnya, seperti dikutip Newsweek. Lebih jauh, Mhlakela juga menceritakan bahwa ibunya sempat berjuang melawan "kekuatan spiritual" yang menyiksa saat hari kelahirannya. Namun, "roh itu lenyap" begitu ibunya memeluknya, seolah ada kekuatan ilahi yang melindunginya sejak dini.

Dari Penculikan hingga Upaya Bunuh Diri

Kehidupan Mhlakela terus diwarnai kejadian-kejadian tak terduga. Di usia 4 atau 5 tahun, ia mengaku pernah diculik oleh seseorang yang dikenal keluarganya dan disekap selama sekitar satu bulan. Sebuah pengalaman traumatis yang bisa menghancurkan mental anak kecil.

Namun, ia mengklaim bahwa "berkat karunia Tuhan, saya ditemukan" setelah keluarganya melapor ke polisi. Ini semakin memperkuat narasi tentang campur tangan ilahi dalam hidupnya. Di usia remaja, antara 16 atau 17 tahun, Mhlakela juga pernah mengalami kondisi mental yang sangat berat, mendorongnya untuk mencoba bunuh diri.

Perjalanan Iman dan Visi-Visi Gaib

Lagi-lagi, menurut pengakuannya, upaya bunuh diri itu gagal karena campur tangan Tuhan. Pengalaman-pengalaman pahit ini tampaknya menjadi titik balik dalam perjalanan spiritualnya. Pada tahun 2000, Mhlakela akhirnya memeluk agama Kristen, memulai babak baru dalam hidupnya yang penuh dengan pengabdian.

Sebagai seorang umat Kristiani, Mhlakela juga mengaku sering mendapatkan penglihatan-penglihatan gaib. Salah satu yang paling mencolok adalah penglihatan tentang seorang malaikat setinggi pohon yang sedang mencari setan untuk dimusnahkan. Visi-visi semacam ini tentu saja memperkuat citranya sebagai seorang yang memiliki hubungan khusus dengan dunia spiritual.

Membangun dan Menutup Gereja Sendiri

Pada tahun 2003, Mhlakela mulai aktif melayani sebagai asisten pendeta. Namun, jabatan itu ia tinggalkan pada tahun 2010, merasa telah cukup melayani Tuhan dalam kapasitas tersebut. Jiwa kepemimpinan spiritualnya mendorongnya untuk melangkah lebih jauh.

Terinspirasi untuk membangun komunitasnya sendiri, Mhlakela akhirnya mendirikan gerejanya sendiri pada tahun 2016. Namun, sayangnya, gereja tersebut kini telah ditutup. Tidak dijelaskan secara rinci mengapa gereja itu ditutup, namun fakta ini menambah misteri di balik sosok Joshua Mhlakela.

Fenomena Ramalan Kiamat: Mengapa Begitu Kuat?

Kisah Joshua Mhlakela ini bukan yang pertama, dan kemungkinan bukan yang terakhir, dalam sejarah ramalan kiamat atau kedatangan Yesus. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya harapan dan keyakinan manusia terhadap janji-janji ilahi, terutama di tengah ketidakpastian hidup.

Bagi banyak orang, ramalan semacam ini menawarkan harapan akan akhir penderitaan dan awal kehidupan yang lebih baik. Namun, di sisi lain, ia juga membawa risiko besar, seperti yang dialami oleh para pengikut Mhlakela yang rela meninggalkan segalanya demi sebuah janji yang belum terbukti. Kisah ini menjadi pengingat penting akan perlunya kebijaksanaan dalam menyikapi klaim-klaim spiritual yang luar biasa.

banner 325x300