banner 728x250

Presiden Mesir Ungkap Alasan Mengejutkan: Hanya Donald Trump yang Bisa Bawa Perdamaian Abadi di Gaza?

presiden mesir ungkap alasan mengejutkan hanya donald trump yang bisa bawa perdamaian abadi di gaza portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Di tengah krisis kemanusiaan yang tak berkesudahan di Jalur Gaza, sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi. Ia secara gamblang menyebut Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai satu-satunya sosok yang mampu membawa perdamaian abadi di wilayah konflik tersebut. Pengakuan ini sontak menjadi sorotan dunia, memicu perdebatan tentang peran dan pengaruh mantan pemimpin AS itu.

Pernyataan kontroversial ini diungkapkan Sisi saat menyambut kedatangan Trump di Kota Sharm El Sheikh, Mesir, untuk menghadiri Gaza Peace Summit pada Senin (13/10) lalu. Pertemuan puncak ini menjadi panggung krusial, terutama setelah dua tahun agresi brutal Israel yang meluluhlantakkan Gaza dan menelan ribuan korban jiwa. Dunia menanti langkah konkret untuk mengakhiri penderitaan di sana.

banner 325x300

Mengapa Hanya Trump? Pengakuan Sisi yang Mengejutkan

Bukan sekadar basa-basi diplomatik, Sisi menyampaikan keyakinannya ini dengan nada serius di hadapan awak media, seolah menegaskan urgensi dan keunikan peran Trump. Ia merasa terhormat menyambut Trump di "Kota Perdamaian" tersebut, sebuah julukan yang kini terasa ironis mengingat konflik yang sedang berlangsung, namun sekaligus menegaskan pentingnya kehadiran sang mantan Presiden AS.

Dengan tegas, Sisi menyatakan, "Saya sangat yakin bahwa Yang Mulia adalah satu-satunya sosok yang mampu mewujudkan hal ini dan mengakhiri perang tersebut." Pernyataan ini bukan kali pertama dilontarkan Sisi; ia mengaku sudah menyampaikannya jauh sebelum pertemuan ini, bahkan saat gencatan senjata belum tercapai. Keyakinan Sisi ini mungkin didasari oleh rekam jejak Trump yang dikenal dengan gaya negosiasi non-konvensional dan kemampuannya untuk mencapai kesepakatan yang seringkali mengejutkan.

Sisi bahkan mengungkapkan bahwa ia telah berkomunikasi langsung dengan Trump mengenai hal ini. "Saya bahkan telah menyampaikan hal itu secara jelas saat berkomunikasi dengan Yang Mulia, bahwa Anda adalah satu-satunya yang mampu membawa perdamaian," imbuhnya. Pandangan ini menempatkan Trump di posisi sentral dalam upaya perdamaian Timur Tengah, sebuah peran yang tidak selalu mudah diemban oleh pemimpin AS lainnya.

Agenda Penting di Kota Perdamaian Sharm El Sheikh

Gaza Peace Summit di Sharm El Sheikh bukan hanya ajang pertemuan biasa, melainkan panggung krusial untuk masa depan Gaza. Sisi menekankan beberapa poin penting yang harus menjadi fokus para pemimpin dunia yang berkumpul di sana. Prioritas utama adalah memastikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat bertahan dan berkelanjutan, bukan hanya jeda sesaat.

Selain itu, isu kemanusiaan menjadi sorotan utama, termasuk pengembalian jenazah para sandera yang masih tertahan di Gaza kepada keluarga mereka. Ini adalah isu yang sangat sensitif dan mendesak bagi kedua belah pihak. Sisi juga menyoroti pentingnya menjamin bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan ke Jalur Gaza yang porak-poranda, di mana jutaan penduduk menghadapi kelaparan dan krisis kesehatan.

Langkah-langkah berikutnya dalam rencana perdamaian harus dibahas secara cermat dan berkelanjutan, demi stabilitas jangka panjang. Ini termasuk pembicaraan mengenai status politik Gaza di masa depan dan jaminan keamanan bagi semua pihak. KTT ini diharapkan dapat menghasilkan peta jalan yang jelas untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Gencatan Senjata dan Rekonstruksi: Harapan Baru untuk Gaza

KTT ini sendiri merupakan kelanjutan dari kesepakatan gencatan senjata tahap satu yang berhasil diusulkan oleh Donald Trump. Kesepakatan tersebut telah memungkinkan pembebasan sejumlah sandera dan tahanan dari kedua belah pihak, memberikan secercah harapan di tengah konflik yang berkepanjangan. Keberhasilan awal ini mungkin menjadi salah satu alasan kuat di balik keyakinan Sisi terhadap Trump.

Mesir, sebagai negara tetangga yang paling terdampak oleh krisis Gaza, menaruh harapan besar pada peran Trump dalam fase rekonstruksi Gaza. Sisi secara eksplisit menyatakan, "Mesir menantikan dukungan dan peran serta Anda dalam konferensi rekonstruksi Gaza." Ini menunjukkan bahwa Mesir tidak hanya melihat Trump sebagai negosiator, tetapi juga sebagai katalisator untuk pemulihan fisik wilayah tersebut.

Rekonstruksi ini sangat vital mengingat kerusakan masif yang diakibatkan oleh bombardir brutal Israel selama dua tahun terakhir. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan jaringan air bersih hancur lebur, dan rumah-rumah warga tak terhitung jumlahnya rata dengan tanah. Upaya besar dan dana miliaran dolar akan dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza dari puing-puing.

Deretan Pemimpin Dunia Hadir, Netanyahu Absen

Gaza Peace Summit menjadi magnet bagi sejumlah kepala negara dan pemerintahan dari berbagai penjuru dunia, menunjukkan betapa seriusnya komunitas internasional menanggapi krisis Gaza. Kehadiran mereka mengirimkan pesan kuat bahwa dunia tidak akan tinggal diam melihat penderitaan di sana.

Beberapa tokoh penting yang turut hadir antara lain Presiden RI Prabowo Subianto, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Syekh Thamim bin Hamad Al Thani, Presiden Turki Recep Tayip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan PM Arab Saudi Muhammad bin Salman Al Saud. Kehadiran mereka mencerminkan upaya diplomasi multinasional yang kompleks.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga tak ketinggalan, bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang hadir langsung, menegaskan legitimasi perwakilan Palestina dalam forum ini. Namun, sorotan tertuju pada absennya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mendadak membatalkan kehadirannya di hari-H, menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen Israel terhadap proses perdamaian ini.

Masa Depan Gaza di Tangan Para Pemimpin Dunia

Pembatalan Netanyahu tentu menimbulkan pertanyaan dan spekulasi di tengah upaya perdamaian yang sedang diusahakan, berpotensi mempersulit jalannya negosiasi. KTT ini secara keseluruhan bertujuan untuk membicarakan keberlanjutan kesepakatan gencatan senjata dan jalan menuju perdamaian sejati di Jalur Gaza, sebuah tujuan yang terasa semakin mendesak.

Selain itu, agenda rekonstruksi wilayah yang hancur menjadi prioritas utama, membutuhkan komitmen dan dana besar dari komunitas internasional. Pernyataan Sisi tentang peran sentral Trump menambah dinamika baru dalam upaya kompleks ini, mungkin mengubah lanskap diplomasi di Timur Tengah.

Apakah keyakinan Presiden Mesir ini akan terbukti? Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Donald Trump, dengan pengaruh dan gaya negosiasinya yang unik, benar-benar mampu menjadi arsitek perdamaian yang diidamkan di Gaza, ataukah ini hanya harapan kosong di tengah badai konflik yang tak berkesudahan. Dunia menanti dengan napas tertahan.

banner 325x300