banner 728x250

Dunia Berduka: Jane Goodall, Sang Penjelajah Hati Simpanse, Berpulang di Usia 91

dunia berduka jane goodall sang penjelajah hati simpanse berpulang di usia 91 portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta, CNN Indonesia — Dunia kehilangan salah satu ikon terbesar dalam ilmu pengetahuan dan konservasi. Dr. Jane Goodall, ilmuwan primata legendaris dan aktivis lingkungan yang tak kenal lelah, telah berpulang pada usia 91 tahun, Rabu (1/10/2025). Kabar duka ini disampaikan langsung oleh lembaga yang didirikannya, Jane Goodall Institute, melalui unggahan di media sosial.

"Penemuan Dr. Goodall sebagai seorang etolog merevolusi ilmu pengetahuan, dan dia merupakan advokat yang tak kenal lelah demi perlindungan dan pemulihan alam kita," demikian pernyataan resmi dari Jane Goodall Institute. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi jutaan orang yang terinspirasi oleh dedikasi dan visinya.

banner 325x300

Warisan Abadi Sang Penjelajah Primata

Jane Goodall meninggal dunia di California karena sebab alamiah, saat sedang dalam tur di Amerika Serikat. Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai ahli primata dan konservasionis yang bertekad kuat mendorong manusia untuk menjaga bumi. Karyanya dalam mempelajari perilaku primata telah mengubah cara pandang kita terhadap dunia hewan.

Goodall adalah sosok perintis yang berhasil membuka tabir misteri tentang dunia primata, khususnya perilaku kera seperti simpanse. Penelitian seumur hidupnya telah mengungkapkan banyak rahasia yang sebelumnya tak terbayangkan, menjembatani pemahaman antara manusia dan kerabat terdekat kita di alam.

Mendobrak Batasan Sains dan Gender

Dilansir dari CNN, studi lapangannya yang intensif dengan simpanse di Gombe, Tanzania, telah mendobrak batasan bagi perempuan di dunia sains. Lebih dari itu, ia mengubah fundamental cara ilmuwan mempelajari hewan. Goodall menolak pendekatan tradisional yang hanya memberi angka pada hewan.

Ia justru memberikan nama pada setiap simpanse yang ia amati, seperti David Graybeard, Goliath, atau Fifi. Pendekatan ini memungkinkan Goodall untuk mengamati kepribadian unik satwa tersebut dan mendokumentasikan emosi mereka, secara efektif mengaburkan batas antara manusia dan hewan.

Momen Fenomenal dengan David Graybeard

Salah satu momen paling fenomenal dalam karier Goodall adalah pertemuannya dengan simpanse tua yang ia beri nama David Graybeard. Setelah mengikuti David mengarungi hutan selama berhari-hari, Goodall mencoba menawarinya sebutir kacang. Reaksi David mengubah segalanya.

"Dia mengambil kacang tersebut, menjatuhkannya, namun dengan sangat lembut meremas jemari saya," kenang Goodall. "Begitulah cara simpanse saling meyakinkan," lanjutnya, menggambarkan momen intim yang membangun jembatan kepercayaan antara dua spesies. Momen ini menjadi titik balik dalam penelitiannya.

Penemuan yang Mengguncang Dunia Sains

Selama hidup di antara simpanse di Gombe, Goodall membuat serangkaian penemuan yang mengguncang dunia sains. Ia menemukan bahwa simpanse memakan daging layaknya manusia, sebuah perilaku yang sebelumnya dianggap eksklusif bagi predator. Namun, penemuan terbesarnya adalah tentang penggunaan alat.

Goodall menyaksikan dengan takjub ketika simpanse-simpanse itu pergi ke gundukan rayap, mengambil ranting berdaun kecil, lalu mencabuti daunnya. Ranting-ranting yang sudah dimodifikasi itu kemudian dipakai untuk menusuk gundukan guna memudahkan mereka memakan rayap. "Itu adalah modifikasi objek, awal mula pembuatan alat. Hal tersebut belum pernah terlihat sebelumnya," ucap Goodall dalam film dokumenter tahun 2017 berjudul Jane. Penemuan ini secara radikal mengubah definisi "manusia" sebagai satu-satunya pembuat alat.

"Leakey’s Angels" dan Semangat Perempuan dalam Penelitian

Goodall adalah salah satu dari tiga perempuan yang dipilih oleh paleoantropolog terkenal Louis Leakey untuk mempelajari primata di habitat aslinya. Tujuan Leakey adalah untuk lebih memahami evolusi manusia melalui studi mendalam tentang kerabat terdekat kita. Goodall berfokus pada simpanse, sementara Dian Fossey mempelajari gorila dan Birutė Galdikas mempelajari orangutan.

Ketiga ilmuwan perempuan ini terkadang disebut "Leakey’s Angels", merujuk pada serial TV populer tahun 1970-an, Charlie’s Angels. Julukan ini, meskipun sedikit meremehkan, tidak mengurangi dampak revolusioner dari penelitian mereka. Mereka membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas luar biasa untuk melakukan penelitian lapangan yang berat dan berbahaya, membuka jalan bagi generasi ilmuwan perempuan berikutnya.

Menginspirasi Dunia Lewat National Geographic

Dunia baru mengetahui tentang Goodall dan karyanya pada tahun 1963, setelah artikel pertamanya muncul di majalah National Geographic. Dengan judul "My Life Among Wild Chimpanzees", artikel tersebut memukau pembaca dengan kisah-kisah luar biasa dari hutan Gombe. Foto-foto Goodall yang berinteraksi langsung dengan simpanse menjadi ikonik, menginspirasi jutaan orang untuk peduli terhadap satwa liar.

Publikasi ini tidak hanya mengangkat Goodall menjadi sorotan global, tetapi juga membawa perhatian besar pada pentingnya konservasi primata. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa penelitian ilmiah bisa dilakukan dengan empati dan koneksi mendalam terhadap subjek studi.

Advokasi Tiada Henti untuk Bumi

Setelah puluhan tahun penelitian lapangan, Jane Goodall beralih fokus pada advokasi global. Ia menyadari bahwa simpanse dan habitat mereka terancam punah, sehingga ia harus menjadi suara bagi mereka. Melalui Jane Goodall Institute, yang didirikan pada tahun 1977, ia meluncurkan berbagai program konservasi dan pendidikan.

Goodall melakukan perjalanan keliling dunia tanpa henti, berbicara di berbagai forum, dan bertemu dengan para pemimpin dunia untuk menyuarakan pentingnya perlindungan lingkungan. Pesannya selalu sama: setiap individu memiliki peran untuk membuat perbedaan. Ia percaya bahwa harapan terletak pada generasi muda, mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan melalui program Roots & Shoots.

Warisan Abadi yang Terus Hidup

Kepergian Jane Goodall adalah kehilangan besar, namun warisannya akan terus hidup dan menginspirasi. Ia bukan hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang filsuf, advokat, dan pencerita ulung yang mampu menghubungkan hati manusia dengan alam liar. Melalui penelitiannya, ia menunjukkan bahwa kita tidak sendirian di planet ini, dan bahwa setiap makhluk hidup memiliki nilai dan hak untuk eksis.

Kisah hidupnya adalah bukti bahwa dengan ketekunan, empati, dan keberanian, satu orang bisa mengubah cara pandang dunia. Selamat jalan, Dr. Jane Goodall. Cahaya yang kau nyalakan akan terus membimbing kita untuk menjaga bumi dan semua makhluk di dalamnya.

banner 325x300