Kabar mengejutkan datang dari Jakarta Barat terkait insiden kebakaran mobil tangki bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kemanggisan, Palmerah. Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat secara resmi telah menghentikan penyelidikan kasus yang sempat menghebohkan warga pada Sabtu dini hari, 11 Oktober lalu.
Penghentian penyelidikan ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan di benak publik. Mengapa kasus sebesar ini, dengan potensi bahaya yang luar biasa, tiba-tiba dihentikan begitu saja? Ternyata, ada beberapa alasan krusial di balik keputusan pihak berwajib.
Mengapa Penyelidikan Dihentikan? Ini Kata Polisi
AKBP Arfan Sipayung, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, angkat bicara mengenai penghentian penyelidikan ini. Menurutnya, alasan utamanya cukup jelas: pemilik mobil tangki memilih untuk tidak melanjutkan laporan polisi yang sebelumnya mereka buat. Hal ini terjadi setelah adanya mediasi antara pihak pemilik mobil dengan SPBU yang bersangkutan.
"Si pelapor, pemilik mobilnya ini, tak melanjutkan laporan polisi karena akhirnya sudah mediasi dengan SPBU," jelas AKBP Arfan. Ia menambahkan, "Kami tak bisa meneruskan penyelidikan karena dia tak mau buat laporan." Tanpa adanya laporan resmi yang dilanjutkan oleh korban, pihak kepolisian memang tidak memiliki dasar hukum untuk melanjutkan proses penyelidikan lebih jauh.
Selain karena pemilik mobil tidak melanjutkan laporan, faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah tidak adanya korban jiwa dari masyarakat umum. "Kan itu tak ada korban, tak ada warga yang terdampak. Jadi, kami tak masuk ke sana," kata Arfan. Ia menegaskan bahwa ini menjadi urusan antara pemilik mobil dan SPBU saja, sehingga polisi tidak bisa menyimpulkan sendiri penyebab kebakaran tanpa laporan resmi.
Kronologi Insiden Mencekam di SPBU Kemanggisan
Mari kita mundur sejenak untuk mengingat kembali insiden yang sempat menghebohkan ini. Pada Sabtu dini hari, 11 Oktober, sekitar pukul 03.58 WIB, sebuah mobil tangki BBM tiba-tiba terbakar hebat di SPBU Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Api yang berkobar sempat membuat panik warga sekitar dan petugas SPBU.
Menurut Syarifudin, Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, percikan api muncul dari dinamo pengisian BBM. Momen krusial ini terjadi saat mobil tangki sedang melakukan proses ‘loading’ atau pengisian bahan bakar dari tangki mobil ke tangki penyimpanan SPBU.
"Peristiwa tersebut bermula ketika mobil pengisian BBM (tangki BBM) mengalami percikan api dari dinamo pengisian ketika sedang melakukan pengisian (loading BBM) dari tangki mobil ke tangki SPBU," terang Syarifudin. Dinamo alat pengisian tersebut diduga mengalami loncatan api, yang kemudian memicu kebakaran pada mobil tangki berisi 24.000 liter BBM tersebut. Bayangkan saja, sebuah tangki berisi puluhan ribu liter BBM tiba-tiba terbakar!
Bukan Milik Pertamina, Siapa Pemilik Tangki BBM Terbakar Ini?
Banyak yang mungkin mengira bahwa mobil tangki yang terbakar adalah milik Pertamina. Namun, AKBP Arfan Sipayung menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Mobil tangki yang terbakar itu bukanlah milik perusahaan pelat merah tersebut.
"Arfan pun menegaskan bahwa mobil yang terbakar itu bukanlah milik Pertamina, melainkan milik pihak ketiga (penyedia)," jelasnya. Ini berarti, tanggung jawab atas insiden dan kerugian yang ditimbulkan berada di tangan perusahaan penyedia jasa pengangkutan BBM tersebut, bukan langsung di bawah Pertamina.
Kerugian Fantastis dan Satu Korban Luka Ringan
Meski penyelidikan dihentikan, insiden ini meninggalkan jejak kerugian yang tidak sedikit. Total kerugian ditaksir mencapai angka fantastis: Rp2,5 miliar! Angka ini mencakup kerusakan pada mobil tangki itu sendiri, serta kemungkinan kerusakan pada fasilitas SPBU.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, satu orang dilaporkan mengalami luka ringan. Dia adalah Ramdani, seorang pengawas berusia 40 tahun, yang kemungkinan besar berada di lokasi saat insiden terjadi dan mencoba melakukan upaya penanganan awal.
Pelajaran Penting dari Insiden Ini
Di balik setiap insiden, selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Kasus kebakaran tangki BBM di SPBU Kemanggisan ini menyoroti pentingnya standar keamanan yang ketat, terutama di fasilitas vital seperti SPBU yang berinteraksi langsung dengan bahan bakar mudah terbakar.
Pengecekan rutin pada peralatan, termasuk dinamo pengisian, serta pelatihan mitigasi kebakaran bagi petugas menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Kejadian ini juga mengingatkan kita bahwa meskipun tidak ada korban jiwa dari masyarakat umum, risiko selalu ada, dan kewaspadaan harus selalu diutamakan.
Dengan dihentikannya penyelidikan polisi, kasus kebakaran tangki BBM di SPBU Kemanggisan ini kini dianggap selesai dari sisi hukum pidana. Fokusnya beralih ke penyelesaian antara pemilik mobil dan pihak SPBU secara perdata. Semoga insiden serupa tidak terulang dan menjadi pengingat bagi semua pihak untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap operasional.


















