banner 728x250

Tron: Ares Loyo di Box Office, Padahal Budget Fantastis! Jared Leto Gagal Selamatkan Waralaba?

tron ares loyo di box office padahal budget fantastis jared leto gagal selamatkan waralaba portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Film fiksi ilmiah yang paling dinanti, Tron: Ares, baru saja memulai debutnya di layar lebar dengan hasil yang kurang memuaskan. Sekuel ketiga dari waralaba Tron ini, yang dibintangi oleh Jared Leto, gagal mencapai target pendapatan yang diharapkan pada pekan pembukaannya. Angka-angka awal menunjukkan bahwa film ini menghadapi tantangan besar untuk bisa balik modal.

Angka-Angka Mengejutkan di Balik Kegagalan Tron: Ares

banner 325x300

Data dari Box Office Mojo yang diakses pada Senin (13/10) mengungkapkan bahwa Tron: Ares hanya berhasil mengumpulkan US$33,5 juta di pasar domestik dan US$27 juta dari pasar internasional. Total pendapatan globalnya baru mencapai US$60,5 juta, atau setara dengan sekitar Rp1 triliun (dengan kurs US$1 = Rp16.574). Angka ini jauh di bawah ekspektasi.

Target awal yang dicanangkan untuk film ini adalah US$80-90 juta secara global pada pekan pembukaan, seperti yang dilaporkan Deadline pada Rabu (8/10). Kegagalan mencapai target ini menjadi pukulan telak, mengingat bujet produksi Tron: Ares yang sangat besar, mencapai US$180 juta. Angka tersebut bahkan belum termasuk biaya pemasaran yang pastinya tidak sedikit.

Variety pada Minggu (12/10) menyebutkan bahwa awal yang buruk ini menjadi pertanda yang tidak baik bagi waralaba yang telah berusia lima dekade ini. Tron memang belum pernah menjadi raksasa komersial yang mendominasi, namun Ares diharapkan bisa mengubah nasib tersebut. Sayangnya, harapan itu kini dipertanyakan.

Sejarah Panjang Waralaba Tron: Dari Klasik Hingga Terpuruk

Waralaba Tron memiliki sejarah yang panjang dan unik di industri perfilman. Film pertamanya, Tron (1982), adalah pionir dalam penggunaan efek visual berbasis komputer dan menghabiskan bujet US$17 juta. Meskipun tidak menjadi hit besar, film ini berhasil mengumpulkan US$50 juta dan mendapatkan status kultus seiring waktu.

Kemudian, Tron: Legacy (2010) datang sebagai sekuel yang sangat dinanti setelah hampir tiga dekade. Dengan bujet yang jauh lebih besar, yaitu US$170 juta, film ini berhasil meraup US$409 juta secara global. Angka tersebut menunjukkan potensi waralaba ini, meskipun masih belum sebanding dengan blockbuster besar lainnya.

Kini, Tron: Ares muncul dengan bujet terbesar di antara ketiganya, US$180 juta. Harapan untuk melihat waralaba ini bangkit dan bersinar terang di era modern sangat tinggi, apalagi dengan bintang sekelas Jared Leto. Namun, kenyataan di box office justru menunjukkan hasil yang berbanding terbalik.

Mengapa Tron: Ares Gagal Memikat Hati Penonton Lebih Luas?

Meskipun performa box office-nya mengecewakan, Tron: Ares sebenarnya cukup diminati oleh penonton yang datang. Hal ini terbukti dari nilai CinemaScore yang mencapai B+, sebuah indikator kepuasan penonton yang lumayan baik. Namun, masalah utamanya adalah film ini gagal memperluas jangkauan penontonnya di luar target pasar utamanya, yaitu anak laki-laki dan pria dewasa.

Analisis Ahli: Minat Penonton yang Menurun

David A. Gross, seorang ahli dari firma konsultan perfilman Franchise Entertainment Research, memberikan pandangannya mengenai situasi ini. Menurutnya, ada faktor penurunan minat penonton selama beberapa hari terakhir sebelum penayangan perdana. "Film ini berjalan dengan baik, tetapi minat penonton menurun selama 10 hari terakhir dan penayangan perdananya menurun," kata Gross.

Gross juga menambahkan bahwa genre fiksi ilmiah biasanya memiliki daya tarik kuat di pasar internasional. "Genre ini adalah penceritaan yang digerakkan oleh efek, tentang orang baik melawan orang jahat, yang dipahami dan disukai di semua budaya," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Tron: Ares memiliki potensi global, ada sesuatu yang kurang dalam eksekusi atau daya tariknya secara keseluruhan.

Mungkin saja, meskipun memiliki CinemaScore yang bagus, Tron: Ares tidak mampu menciptakan buzz yang cukup kuat untuk menarik penonton di luar basis penggemar inti. Di era persaingan ketat, sebuah film membutuhkan lebih dari sekadar efek visual memukau; ia butuh narasi yang menggigit dan daya tarik universal untuk bisa sukses besar.

Bukan Hanya Tron: Ares, Film Lain Juga Ikut Loyo di Box Office

Pekan ini tampaknya menjadi periode yang sulit bagi beberapa film baru di box office. Variety melaporkan bahwa bukan hanya Tron: Ares yang gagal mencapai target. Dua film lain yang debut pada pekan yang sama juga mengalami nasib serupa, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan di industri perfilman.

Roofman: Komedi Ringan dengan Risiko Minimal

Komedi Roofman, yang dibintangi oleh Channing Tatum, debut di posisi kedua dengan pendapatan US$8 juta. Angka ini berada di batas minimal dari target yang ditetapkan, yaitu US$8-12 juta. Namun, Roofman memiliki keuntungan karena bujet produksinya yang relatif rendah, hanya US$19 juta. Hal ini membuatnya tidak terlalu berisiko secara finansial dibandingkan Tron: Ares.

Kiss of the Spider Woman: Musikal Ambisius yang Gagal Bersinar

Nasib yang lebih tragis menimpa musikal Kiss of the Spider Woman, yang dibintangi oleh Jennifer Lopez. Film ini debut di posisi ke-12 dengan hanya US$918 ribu, jauh di bawah target US$1,5-3 juta. Padahal, film independen ini dibuat dengan bujet yang cukup besar untuk kategori independen, mencapai US$34 juta. Kegagalan ini menunjukkan bahwa bahkan bintang besar sekalipun tidak selalu bisa menjamin kesuksesan box office.

Film-Film Lain yang Masih Bertahan di Tengah Badai Box Office

Di tengah kelesuan beberapa film baru, ada beberapa judul yang masih menunjukkan performa stabil. Film One Battle After Another kini berada di posisi ketiga, mengumpulkan US$6,6 juta di pekan ketiga penayangannya. Total perolehan domestik Amerika Utara film ini telah mencapai US$54,5 juta, menunjukkan daya tahan yang cukup baik.

Kemudian, Gabby’s Dollhouse: The Movie menempati posisi keempat dengan US$3,35 juta, menggenapi perolehan domestik menjadi US$26,4 juta. Sementara itu, debut Soul on Fire berhasil masuk lima besar dengan pendapatan sebesar US$3 juta. Film-film ini membuktikan bahwa ada ceruk pasar yang tetap setia, meskipun tren box office secara keseluruhan sedang lesu.

Masa Depan Tron: Ares dan Tantangan Film Fiksi Ilmiah Berbujet Besar

Kegagalan Tron: Ares mencapai target box office awal menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan waralaba ini. Dengan bujet produksi yang sangat tinggi dan pendapatan awal yang jauh di bawah ekspektasi, kemungkinan besar film ini akan kesulitan untuk mencapai titik impas, apalagi menghasilkan keuntungan yang signifikan. Ini bisa menjadi pukulan telak bagi Disney dan tim produksi.

Situasi ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh film-film fiksi ilmiah berbujet besar di era modern. Penonton semakin selektif, dan persaingan dari berbagai platform hiburan semakin ketat. Sebuah film tidak hanya harus menawarkan visual yang spektakuler, tetapi juga cerita yang kuat dan daya tarik yang mampu menjangkau berbagai demografi. Semoga saja, Tron: Ares bisa menemukan momentumnya di pekan-pekan mendatang, meskipun jalannya akan sangat berat.

banner 325x300