Jakarta, IDN Times – Kabar terbaru datang dari program andalan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Anggaran untuk program ini pada tahun 2025 ternyata batal mendapatkan tambahan sebesar Rp50 triliun seperti yang sempat direncanakan. Sebuah perubahan signifikan yang tentu saja menarik perhatian banyak pihak.
Anggaran MBG: Dari Rp50 Triliun Jadi Rp28 Triliun, Kok Bisa?
Awalnya, program Makan Bergizi Gratis dipatok dengan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025. Kemudian, sempat beredar rencana ambisius untuk menambah dana fantastis sebesar Rp50 triliun, yang akan membuat total anggaran melonjak drastis. Namun, rencana tersebut kini dipastikan batal.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan bahwa tambahan anggaran yang akan diserap hanya sebesar Rp28 triliun. Dengan demikian, total anggaran program MBG untuk tahun ini akan menjadi Rp99 triliun. Angka ini tentu saja masih besar, namun jauh di bawah ekspektasi awal.
Alasan di Balik Pembatalan Kenaikan Anggaran Fantastis
Perubahan rencana anggaran ini bukan tanpa alasan. Dadan Hindayana menjelaskan bahwa penambahan Rp50 triliun dinilai tidak akan bisa diserap secara optimal. Pernyataan ini disampaikan Dadan usai melakukan pertemuan penting dengan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, di kantor BGN, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/9) lalu.
"Tadi kami hitung-hitung lagi yang Rp50 triliun tidak akan bisa kita serap," kata Dadan. Ia menambahkan, "Kemungkinan besar yang kita serap adalah tambahan Rp28 triliun. Jadi Rp71 triliun plus Rp28 triliun tahun ini." Ini menunjukkan bahwa ada pertimbangan matang terkait kapasitas penyerapan dana yang besar dalam waktu singkat.
Progres Penyerapan Anggaran dan Target Dapur Umum
Meski ada pembatalan kenaikan anggaran yang besar, Dadan Hindayana tetap optimis dengan progres program ini. Ia mengungkapkan bahwa saat ini, penyerapan anggaran MBG baru mencapai Rp19,3 triliun. Angka ini memang terlihat kecil dibandingkan total anggaran yang ada.
Namun, Dadan meyakini bahwa penyerapan anggaran akan terus meningkat secara signifikan. Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya jumlah penerima manfaat program serta semakin banyaknya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau yang lebih dikenal sebagai dapur umum yang akan terbentuk di berbagai daerah.
Targetnya, jumlah SPPG akan terus bertambah hingga mencapai 10 ribu unit pada akhir September. Dengan infrastruktur yang semakin lengkap ini, Dadan memperkirakan bahwa pada pertengahan Oktober, setidaknya Rp4,5 triliun anggaran sudah akan terserap. Ini menunjukkan komitmen untuk mempercepat implementasi program di lapangan.
Respons Menteri Keuangan: Salah Kira, Ternyata Lebih Baik?
Menariknya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga memberikan pandangannya terkait hal ini. Dalam kesempatan yang sama, Purbaya mengakui bahwa ia sempat salah menilai mengenai rendahnya penyerapan anggaran MBG. Setelah berdiskusi langsung dengan Dadan, ia menyadari bahwa penyerapan anggaran program andalan Presiden Prabowo ini ternyata lebih bagus dari yang ia duga sebelumnya.
Purbaya pun menegaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan tambahan anggaran sebesar Rp28 triliun untuk program MBG. "Jadi seperti Pak Dadan tadi jelaskan bahwa kemungkinan malah bukan lebih (anggarannya), mungkin kurang Rp28 triliun lagi," tuturnya. Ia menambahkan, "Ya saya akan pikir pendanaannya seperti apa tapi sudah ada jadi tinggal shift saja enggak ada masalah."
Pernyataan Menkeu ini memberikan sinyal positif bahwa dukungan finansial untuk program MBG tetap kuat, meskipun ada penyesuaian angka. Ini juga menunjukkan adanya koordinasi yang baik antara Badan Gizi Nasional dan Kementerian Keuangan dalam mengelola dana publik. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam menjalankan program sebesar ini.
Apa Artinya Ini untuk Program Makan Bergizi Gratis?
Program Makan Bergizi Gratis adalah salah satu janji kampanye utama Prabowo Subianto yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi dan stunting di Indonesia. Dengan anggaran yang mencapai Rp99 triliun, program ini diharapkan dapat menjangkau jutaan anak-anak dan ibu hamil di seluruh pelosok negeri. Penyesuaian anggaran ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat berhati-hati dalam mengelola dana, memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan dapat diserap dan memberikan dampak maksimal.
Meskipun tambahan anggaran tidak sebesar yang direncanakan, angka Rp28 triliun tetap merupakan suntikan dana yang signifikan. Ini akan memungkinkan program untuk terus berkembang, memperluas jangkauan, dan meningkatkan kualitas layanan gizi yang diberikan. Fokus pada pembentukan dapur umum (SPPG) juga menjadi strategi penting untuk memastikan distribusi makanan bergizi dapat berjalan efektif dan efisien.
Penting untuk terus memantau bagaimana program ini berjalan ke depannya. Dengan koordinasi yang solid antara berbagai pihak terkait, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam menciptakan generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
Penutup
Jadi, meskipun ada sedikit perubahan dari rencana awal, program Makan Bergizi Gratis tetap mendapatkan dukungan anggaran yang besar. Keputusan untuk menyesuaikan kenaikan anggaran ini didasari oleh pertimbangan realistis terkait kapasitas penyerapan dana. Dengan semangat kolaborasi dan fokus pada efisiensi, kita berharap program ini dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.


















