banner 728x250

Emas Antam Terbang Tinggi Tembus Rekor! Ini Alasan Mengejutkan dan Prediksi Kapan Akan Berhenti Meroket

emas antam terbang tinggi tembus rekor ini alasan mengejutkan dan prediksi kapan akan berhenti meroket portal berita terbaru
banner 120x600
banner 468x60

Harga emas Antam kembali bikin geger pasar. Baru-baru ini, logam mulia ini mencetak rekor tertinggi baru yang fantastis, membuat banyak investor dan pengamat ekonomi bertanya-tanya.

Di situs Sahabat Pegadaian, harganya menembus angka Rp2.335.000 per gram, setelah melonjak Rp13 ribu dalam sehari. Ini bukan sekadar kenaikan biasa, melainkan rekor yang terus terpecahkan, menunjukkan kekuatan emas di tengah dinamika ekonomi global.

banner 325x300

Bukan Sekadar Geopolitik, Ada Apa di Balik Kenaikan Emas?

Banyak yang mengira kenaikan harga emas hanya dipicu oleh ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Namun, menurut peneliti Next Policy, Shofie Azzahrah, ada faktor yang lebih dalam dan kompleks di balik fenomena ini.

Kondisi ekonomi dan moneter global lah yang menjadi pendorong utama kenaikan harga emas saat ini. Terutama, ekspektasi pemotongan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, yang menjadi sorotan utama.

Shofie menjelaskan, harapan akan penurunan suku bunga The Fed membuat imbal hasil obligasi pemerintah menurun drastis. Penurunan ini secara otomatis mengurangi biaya peluang bagi investor untuk memegang emas, karena emas sendiri tidak memberikan bunga atau dividen.

Dengan demikian, ketika aset berpendapatan tetap seperti obligasi menjadi kurang menarik, daya tarik logam mulia ini justru meningkat pesat di mata para investor. Mereka pun beralih ke emas sebagai pilihan investasi yang lebih stabil dan menguntungkan di tengah ketidakpastian.

Emas sebagai ‘Benteng’ di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Selain faktor suku bunga, masyarakat kini mulai melihat emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging) yang sangat ideal. Terutama saat kondisi ekonomi sedang kurang bersahabat dan penuh tantangan.

Ketika rupiah melemah, daya beli masyarakat terhadap aset berbasis dolar AS menurun, inflasi berpotensi naik, dan ketidakpastian ekonomi meningkat, emas menjadi pilihan utama. Nilainya yang relatif stabil secara global dianggap mampu menjaga kekayaan dari gerusan inflasi dan depresiasi mata uang.

Emas menawarkan rasa aman dan stabilitas yang sulit ditemukan pada aset lain di masa-masa sulit. Ini menjadikannya pilihan strategis bagi individu maupun institusi yang ingin melindungi nilai aset mereka.

Kenaikan Emas Tergantung Kondisi Makro Global

Lantas, sampai kapan tren kenaikan harga emas ini akan berlanjut dan apakah ada batasnya? Shofie mengatakan, pergerakan harga emas sangat bergantung pada kondisi makro global yang terus berubah.

Selama pasar masih melihat ketidakpastian untuk berinvestasi di sektor lain, karena perlambatan ekonomi global, inflasi yang tinggi, dan risiko pasar keuangan yang meningkat, harga emas mungkin tidak akan turun dalam waktu dekat. Ini menunjukkan peran emas sebagai "safe haven" yang kuat.

Ia memperkirakan, setidaknya dalam beberapa bulan ke depan hingga satu atau dua kuartal, tren kenaikan ini masih akan bertahan. Ini memberi sinyal bagi para investor untuk terus memantau pergerakan harga dengan cermat.

Lebih dari Sekadar Perang: Kebijakan dan Dolar AS Ikut Berperan

Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, sepakat bahwa emas tidak hanya bereaksi pada konflik geopolitik. Harga emas juga mencerminkan ketidakpastian kebijakan fiskal moneter, prospek pertumbuhan ekonomi, dan dinamika mata uang cadangan global.

"Shutdown fiskal di AS, peluang pemangkasan suku bunga, dan pelemahan dolar menciptakan kebutuhan lindung nilai yang berbeda dari narasi perang," jelas Syafruddin. Ini adalah lindung nilai terhadap salah langkah kebijakan dan erosi nilai uang yang bisa terjadi.

Ada juga pendorong struktural lain yang tak kalah penting dan sering luput dari perhatian. Banyak bank sentral di berbagai negara belakangan ini menambah kepemilikan emas (gold reserves) sebagai aset cadangan mereka, menunjukkan kepercayaan global terhadap logam mulia ini.

Tak hanya itu, investor institusional juga menempatkan emas sebagai penyeimbang volatilitas portofolio mereka. Ini menunjukkan kepercayaan besar terhadap stabilitas dan kemampuan emas untuk melindungi nilai investasi di tengah gejolak pasar.

"Jadi, meski ketegangan militer surut, kombinasi risiko kebijakan, dolar yang lebih lemah, dan permintaan resmi tetap mendorong harga naik," tambahnya. Ini menegaskan bahwa ada banyak faktor kompleks yang memengaruhi harga emas.

Sampai Kapan Emas Akan Terus Meroket? Ini Prediksinya!

Syafruddin memperkirakan, harga emas akan terus melaju hingga akhir tahun ini. Pasar menilai The Fed sedang menuju pelonggaran kebijakan moneter, imbal hasil riil melemah, dan bank sentral terus gencar menambah kepemilikan emas mereka.

Dalam skenario dasar, harga emas diproyeksikan berada di kisaran US$3.750 – US$4.050 per troy ons. Jika dikonversi dengan kurs Rp16.200 per dolar AS, ini setara dengan Rp1,95 juta hingga Rp2,11 juta per gram.

Untuk skenario bullish, harga bisa melonjak lebih tinggi lagi, mencapai US$4.100-US$4.200 per troy ons. Dengan nilai tukar Rp16.800, ini berarti sekitar Rp2,21 juta hingga Rp2,27 juta per gram, menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan.

Namun, ada juga skenario defensif yang menarik harga ke US$3.300-3.500 per troy ons. Dengan kurs Rp15.800, ini berarti sekitar Rp1,67 juta hingga Rp1,78 juta per gram, menjadi batas bawah yang mungkin terjadi.

Jadi, bagi kamu yang tertarik atau sudah berinvestasi emas, pantau terus pergerakannya ya! Fluktuasi harga emas selalu menarik untuk dicermati, mengingat perannya yang krusial dalam ekonomi global.

banner 325x300